Banjir Lahar Semeru

Curah Hujan Tinggi, Picu Intensitas Banjir Lahar Lereng Gunung Semeru Meningkat

Akibatnya, banjir lahar dingin kerap kali terjadi hingga Minggu (3/3/2024) getaran banjir mencapai level tertinggi sejak beberapa hari terakhir.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/istimewa
Banjir lahar dingin, Minggu (3/3/2024). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Intensitas hujan di wilayah lereng Gunung Semeru, Lumajang tinggi akhir-akhir ini. 

Akibatnya, banjir lahar dingin kerap kali terjadi hingga Minggu (3/3/2024) getaran banjir mencapai level tertinggi sejak beberapa hari terakhir. Yakni pada getaran 35 milimeter sebagaimana catatan seismograf Pos Pantau Gunungapi Semeru.

Baca juga: Viral Video Bullying di SMPN 13 Balikpapan, Korban Dikeroyok Teman Sendiri, Kini Berakhir Damai

Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengkonfirmasi banjir lahar dingin kerap terjadi pada sore hari. Menurut informasi yang ia terima di lokasi, hujan dengan intensitas deras turun pada pukul 14:00 waktu setempat.

Patria mengingatkan kepada para sopir penmbang pasir agar segera menjauh dari area jalur lahar ketika mendung sudah mulai gelap. Aktivitas penambangan pasir kerap dilakukan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Sungai Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca juga: Informasi Penting untuk Penjual Mengenai Garansi Bebas Pengembalian di Shopee, Yuk Simak!

"Benar kemarin memang sempat ada truk yang terjebak. Ada 4 unit truk, namun seluruh sopir selamat. Kini begitu hujan reda dan aliran lahar sudah mereda, badan truk pun dievakuasi," ujar Patria, Senin (4/3/2023).

Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Lumajang belum mengkonfirmasi adanya dampak korban jiwa dari banjir lahar dingin.

Baca juga: DPW PBB Jatim Kecam Pemukulan Saksinya saat Rekapitulasi Suara di KPU Pamekasan

Patria memastikan upaya mitigasi bencana di aliran sungai yang dilewati lahar dingin lereng Gunung Semeru terus digaungkan. Kata dia, alat peringatan dini bencana early warning system yang terpasang di beberapa titik masih berfungsi optimal.

"Bahkan kita sebelumnya telah menambah unit alat EWS untuk memaksimalkan peringatan dini bencana," tandasnya.

Guna keselamatan bersama, Patria menghimbau kepada warga yang beraktivitas mencari nafkah tambang pasir di aliran sungai tetap memprioritaskan keselamatan.

Baca juga: SOSOK Rezaldi Hehanusa dan Hamra Hehanusa, Kakak Adik Jadi Primadona di Klub Baru, Persija Nyesal?

Di sisi lain, selain potensi bencana lahar dingin, aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih fluktuatif. Gunung tertinggi di Pulau Jawa  tersebut hingga kini masih berstatus level III Siaga. Pos Pantau Gunungapi Semeru memantau adanya kolom letusan abu sejauh 700 meter pada 24 jam terakhir.

(Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com) 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved