Berita Lumajang

Gunung Semeru Lontarkan Awan Panas, Ini Wilayah yang Masuk Zona Merah

os Pantau Gunungapi Semeru mencatat, peristiwa erupsi tersebut terekam dalam seismograf dengan amplitudo 37 milimeter berdurasi 27 menit.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Haorrahman
TribunJatim-Timur.com/Pos Pantau Gunungapi Semeru
Seismograf merekam peristiwa erupsi awan panas Gunung Semeru pada Kamis (29/3/2024). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Gunung Semeru terpantau mengeluarkan awan panas, Kamis (28/3/2024). Pos Pantau Gunungapi Semeru mencatat, peristiwa erupsi tersebut terekam dalam seismograf dengan amplitudo 37 milimeter berdurasi 27 menit.

Petugas Lapang Pos Pantau Gunungapi Semeru, Ghufron Alwi, melaporkan jarak luncur awan panas dan tinggi kolom tidak teramati lantaran tertutup kabut pekat. Saat erupsi yang terjadi sekira pukul 15:18 WIB, cuaca di pegunungan Semeru terpantau sedang turun hujan cukup lebat.

"Erupsi masih berlangsung saat laporan dibuat. Jarak luncur tidak teramati lantaran kabut," ujar Ghufron ketika dikonfirmasi.

Ghufron meminta kepada masyarakat terus mematuhi rekomendasi keselamatan yang disarankan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Patria Hastiadi mengkonfirmasi nihilnya dampak dari peristiwa erupsi awan panas yang terjadi kemarin. Jarak luncur tidak teramati lantaran saat itu area lereng Gunung Semeru diguyur hujan deras.

Baca juga: Suprapto, Politisi Senior DPRD Tulungagung Pilih Mundur dari Politik Demi Regenerasi

Kendati demikian, Patria mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa waspada terhadap segala potensi bencana di Gunung Semeru. Ini mengingat status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berada pada level III Siaga.

Untuk itu Patria memberikan rekomendasi dengan tidak beraktivitas di area radius 17 kilometer dari puncak Gunung Api Semeru yang merupakan zona merah.

"Terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," jelasnya.

Baca juga: Puasa, Menjaga Keseimbangan Metabolisme Tubuh

Selain potensi bencana erupsi, adanya lahar dingin bisa jadi kapan saja mengingat musim hujan masih berlangsung.

Patria berpesan kepada penambang pasir agar mengutamakan keselamatan dengan memperhatikan peringatan dini dari BPBD Kabupaten Lumajang.

"Apabila sistem peringatan sudah berbunyi agar segera meninggalkan aliran sungai," tandasnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved