Koperasi Merah Putih

Satu-satunya yang Aktif di Lumajang, Koperasi Merah Putih Oro-oro Ombo Beromzet Rp 126 Juta

Kopdes Merah Putih Oro-oro Ombo menjadi pelopor koperasi yang aktif di Lumajang dengan omset ratusan juta.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Haorrahman
Diskominfo Lumajang
AKTIF: Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar saat meninjau produk beras SPHP dan produk sembako lain yang dijual oleh Kopdes Merah Putih Oro-oro Ombo, Selasa (14/10/2025) lalu. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, menjadi salah satu pelopor program KDMP di Jawa Timur. Di awal membuka usaha, Koperasi yang diketuai oleh Muhammad Rifai, warga setempat, tersebut resmi membuka usaha 24 Agustus 2025 itu harus berutang Rp 70 juta untuk modal awal.

“Setelah dibantu pemerintah mengurus akta notaris, dari desa belum ada kejelasan. Padahal anggota koperasi sudah antusias. Supaya tidak mengecewakan mereka, saya akhirnya meminjam modal dari teman,” jelas Rifai, Kamis (23/10/2025).

Teman Rifai bersedia memberikan pinjaman modal sebesar Rp 70 juta untuk mendirikan unit usaha koperasi. Hasil diskusi bersama anggota, mereka memutuskan untuk membuka toko sembako karena dianggap paling dibutuhkan masyarakat.

Baca juga: Gandrung Sewu 2025 Hadir dengan Ritual Meras Gandrung dan Festival Musik Perkusi

“Kami ingin usaha yang langsung menyentuh kebutuhan warga, jadi kami pilih toko sembako,” ujar pria berusia 36 tahun itu.

Menarik minat masyarakat, Rifai menjual kebutuhan pokok dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Dia menggandeng Bulog untuk pasokan beras SPHP dan distributor resmi untuk minyak goreng Minyakita.

Berikan Banyak Promo

Pada momentum peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, Rifai memanfaatkan kegiatan Kecamatan Pronojiwo untuk memperkenalkan koperasi melalui promo perdana.

“Kami menjual minyak goreng Minyakita Rp 15.000 per liter dan beras SPHP Rp60.000 per sak isi 5 kg. Harganya di bawah HET dan alhamdulillah, 100 karton minyak dan 2 ton beras ludes hanya dalam satu jam,” kenangnya.

Baca juga: Lapas Banyuwangi Gandeng Polresta dan BNNK Perkuat Pencegahan Narkoba di Penjara

Antusiasme warga terhadap harga murah ini membuat Kopdes Merah Putih Oro-oro Ombo cepat dikenal.

Kini, koperasi yang dijalankan bersama 20 anggota tersebut mulai berkembang pesat. Rifai menyebut, omzet penjualan pada September 2025 telah mencapai Rp 126 juta.

Strategi pemasaran dilakukan secara sederhana melalui media sosial dan promosi mulut ke mulut, dengan mengandalkan harga jual kompetitif.

Rifai mengakui kendala utama koperasi saat ini adalah stok barang yang tidak menentu, terutama minyak goreng Minyakita.

Baca juga: Viral Ibu Hamil Hendak Melahirkan Ditandu Warga Pakai Kursi Panjang di Bondowoso

“Kami terkendala stok Minyakita karena ketersediaannya tidak menentu. Kami terus mencari solusi agar tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Meski menjual dengan harga murah, Rifai mengatakan tujuannya bukan untuk merusak harga pasar, melainkan agar warga dan pemilik warung kecil dapat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.

“Kami tidak hanya butuh bantuan modal, tapi juga ketersediaan stok untuk kulakan. Sulit mendapatkan barang dengan harga yang bisa bersaing. Dukungan pemerintah sangat kami butuhkan,” katanya.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskop UKM Perindag) Kabupaten Lumajang, Muhammad Ridha, mengatakan Kopdes Merah Putih Oro-oro Ombo merupakan satu-satunya koperasi Merah Putih yang aktif dan produktif di Lumajang.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved