Ekonomi Bisnis UMKM
Andalkan JNE, Kripik Pare dan Stik Daun Kelor Produk UMKM Jember Melanglang di 14 Daerah Indonesia
Kehadiran jasa perusahaan ekspedisi JNE dinilai membantu distribusi produk pelaku UMKM di Jember, termasuk oleh Makecy Indonesia
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Kehadiran jasa perusahaan ekspedisi dinilai membantu distribusi produk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Termasuk dirasakan oleh Makecy Indonesia, pelaku UMKM sektor makanan di Kabupaten Jember, yang memiliki produksi andalan kripik pare dan stik daun kelor.
Apalagi, produksi camilan sehat milik pelaku UMKM yang berada di Dusun Jatilawang Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari Jember itu, telah mengembara di 14 daerah di Indonesia.
Produk UMKM yang didirikan Yusuf Yudistira sejak 2020 itu, sudah memiliki sertifikat halal. Sehingga bisa dijual di ritel-ritel modern, dan pusat oleh-oleh di beberapa daerah.
Karena penjualan yang meluas hingga antar kota, membuat bisnis UMKM milik pria umur 29 tahun harus bergantung besar terhadap penyedia jasa ekspedisi, agar produknya sampai di tangan konsumen.
Saat ditemui TribunJatimTimur.com, Yusuf Yudistira, Founder Makecy Indonesia nampak cukup sibuk menata kemasan kripik parenya, untuk dikemas ke dalam kardus besar.
Terlihat, laki-laki berkaos oblong ini mengambil satu persatu kemasan kripik pare dan menatanya serapi mungkin. Hingga semua camilan tersebut memenuhi isi kotak persegi itu.
Setelah itu, alumnus Universitas Negeri Malang ini melipat bagian atas kardus telah yang berisi kripik pare, lalu ia kunci dengan lakban warna coklat.
"Ini ada permintaan dari reseller untuk pengiriman ke Bali. Jadi masih sibuk packing barang," kata Yudistira sambil menekan lakban di bagian atas kardus, Kamis (23/5/2024)
Menurutnya, produk tersebut dikirim melalui kurir JNE. Sebab hanya jasa ekspedisi ini saja, yang kantornya berada di Kecamatan Umbulsari, Jember.
"Karena secara jarak JNE lebih dekat dengan usaha kami, ketimbang ekspedisi yang lain. Sabab di Kecamatan Umbulsari hanya ada kantor JNE, dan Pos Indonesia, sementara ekspedisi lain belum ada kantornya di kecamatan saya," kata Yudistira.
Sebagai pelaku UMKM, Yudistira menilai pentingnya menjalin mitra dengan penyedia jasa kurir logistik. Supaya, seluruh produk bisa tiba di tangan konsumen dalam kondisi utuh, dan aman.
Mengingat setiap bulan, dia mengaku harus mengirim kripik pare oven dan stik daun kelor di 14 kabupaten/kota di Indonesia. Sebab di sana, sudah ada reseller dan ritel yang telah berlangganan.
"Karena kami punya lebih dari 10 kabupaten/kota yang jadi saluran pemasaran dan telah kerja sama dengan kami dan setiap bulan harus kami kirimkan produk tersebut. Mulai dari Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang, Batam, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lamongan, Kota Batu, Bali, Bekasi Tangerang dan Lumajang," ucapnya.
Selama mengunakan JNE, Yudistira mengungkapkan jasa ekspedisi ini telah menyediakan aplikasi tracking. Sehingga para pelaku usaha bisa melacak posisi pengiriman paket barang hanya lewat ponsel.
"Dengan mencantumkan nomor resinya, kami bisa memantau. Sehingga ketika konsumen tanya barang itu sampai mana, kami bisa langsung memberi jawaban tanpa harus menghubungi pihak JNE," ujarnya.
Fitur layanan digital dari JNE tersebut sangat membantu sekali terhadap para pelaku usaha. Sebab kata dia, hal itu dapat mempertahankan kepercayaan konsumen kepada pelaku UMKM.
"Jadi memudahkan kami memberikan jawaban kepada konsumen secepat mungkin. Seandainya kami harus menghubungi pihak JNE, lalu meminta JNE yang memantau paket kami sampai mana, itu akan menghambat kami dalam memberikan jawaban kepada konsumen," tutur Yudistira.
Selain itu, kata Yudistira, layanan JNE Cargo yang disediakan jasa ekspedisi ini juga sangat membantu UMKM. Karena ada harga khusus pengiriman paket ke luar daerah, dengan kapasitasnya besar.
"Karena secara berat produk kami tidak banyak, tetapi untuk volume itu memang makan tempat. Nah, saya memilih ekspedisi yang punya fitur cargo karena bisa menyesuaikan dengan kebutuhan para pelaku usaha," paparnya.
Baca juga: Catatan 6 Pemain Asing Persija Selama Liga 1 2023/2024, 1 Nama Kans Didepak Thomas Doll
Mengingat setiap bulannya, Yudistira mengaku harus mengirim tiga hingga empat kardus ukuran besar di setiap kota yang telah berlangganan. Jadi, adanya layanan JNE Cargo membuat ongkos pengirimannya lebih murah.
"Untuk satu kardus isinya 50 hingga 60 kemasan kripik dan stik. Kami satu bulan itu bisa kirim hingga empat kardus lebih itu untuk satu kota. Sementara kami punya 10 kita lebih sehingga banyak pengemasan dalam jumlah besar, karena memang dijual di supermarket dan juga pusat oleh-oleh di kota tersebut," imbuhnya.
Dia mengatakan produknya tersebut telah dipasarkan oleh 20 reseller di Jawa Timur dan juga di 15 ritel modern yang tersebar di beberapa kota besar Indonesia.
"Termasuk di pusat oleh-oleh beberapa daerah, seperti Jakarta, Surabaya dan paling jauh di Kota Batam," tambah Yudistira.
Selama memanfaatkan layanan kurir JNE untuk pengiriman produk, Yudistira mengaku seluruh barangnya sampai di tangan para konsumen dalam kondisi utuh.
"Ini jujur selama ini belum pernah ada kejadian barang itu rusak atau hilang. Selama menggunakan jasa ekspedisi JNE untuk pengiriman paket," katanya.
Namun, dia mengaku punya pengalaman buruk saat menggunakan jasa ekspedisi swasta lainnya. Katanya, saat itu paketnya hilang sebelum di tangan konsumen.
"Barang saya hilang di kota tujuan saat itu Malang. Estimasinya saat itu pengiriman barang dua hari sampai di Malang, ternyata sampai satu minggu belum sampai, ternyata barangnya hilang," urai Yudistira.
Ketika itu, Yudistira mengaku telah mencoba meminta pertanggungjawaban kepada perusahaan ekspedisi swasta itu soal hilangnya paket tersebut. Namun pihak sana tetap tidak memberi ganti rugi apapun.
"Barang kami tidak diganti dan kami juga tidak diberi garansi uang dari nilai barang yang kami telah kirimkan. Akhirnya kami memutus kerjasama dengan ekspedisi tersebut saat itu juga," ucapnya.
Oleh karena itu, Yudistira berharap seluruh jasa layanan ekspedisi juga memberikan garansi setiap barang milik UMKM. Sebab hal tersebut untuk menjaga kepercayaan konsumen.
"Karena kami juga memberikan garansi kepada konsumen bila barang itu tidak sampai atau rusak, kami pun memberi ganti kepada meraka. Nah untuk mengganti itu, kalau ada kontribusi dari pihak ekspedisi mau bertanggung jawab kami akan sangat berterima kasih," ucapnya.
Dia mengaku telah menggunakan layanan JNE dan beberapa jasa ekspedisi lain, sejak awal merintis usaha pada 2020. Sebab saat itu, aktifitas masyarakat dibatasi akibat pandemi Covid-19.
"Saat itu semua kegiatan yang sifatnya manual konvensional berpindah jadi digital. Itu merubah kami, agar semua paket pengiriman kami diatur oleh ekspedisi," urainya.
Selama empat tahun merintis usaha camilan sehat, Yudistira mengaku memperoleh keuntungan kotor sebasar Rp 15 juta setiap bulan dari penjualan kripik pare oven dan stik daun Kelor.
"Selama membangun usaha, sudah ada lima karyawan feelance diperkerjakan. Tiga orang bekerja di bagian produksi dan satu jadi kurir yang mengirim di ritel daerah sini," ulasnya.
Baca juga: Pemkab Malang Keluarkan Surat Edaran Terkait Pelaksanaan Study Tour
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.