Tindak Kekerasan Kepada Anak

Motif Penyebab Kekerasan pada Pelajar SMP 2 Batu, Pelaku Tersinggung Disuruh Cetak Lembar Tugas

Polres Batu merilis kasus kekerasan terhadap anak yang berujung pada kematian, Sabtu (1/6/2024)

Editor: Sri Wahyunik
Surya Malang/Benni Indo
Polres Batu merilis kasus kekerasan terhadap anak yang berujung pada kematian, Sabtu (1/6/2024) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, MALANG - Polres Batu merilis kasus kekerasan terhadap anak yang berujung pada kematian, Sabtu (1/6/2024). Kapolres Batu, AKBP Oskar Syamsuddin menerangkan, motif di balik kekerasan itu adalah rasa tersinggung dari pelaku yang disuruh pencetak lembar tugas oleh korban.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari para pelaku, korban dengan inisial RK (14) meminta tolong kepada MA, salah satu pelaku, mencetak tugas pada malam hari. Tersinggung oleh permintaan tolong itu, MA merencanakan pengeroyokan kepada RK. Ia mengajak teman-temannya yang lain.

"Pada 29 Mei pukul 12.30, pelaku berinisial KA menjemput korban di rumahnya dengan sepeda motor dan diantar ke rumah MA. Lalu korban diajak ke Jl Cempaka. Sampai di lokasi, ternyata ada MI, KB, dan AS. Selanjutnya korban diturunkan oleh MA dan diajak berkelahi," katanya, Sabtu (1/6/2024).

Korban yang sendirian menolak berkelahi. Lantas MI, pelaku lainnya memukul korban pada kepala sebelah kiri. Korban juga dipukul dan ditendang oleh MA. 

"MA sempat menyeret korban. Setelah melakukan kekerasan, korban diantar pulang oleh KA dan AS namun hanya sampai pom bensin di Jalan Lahor, Kota Batu. Korban ditinggal oleh KA dan AS," ungkapnya.

KA menjemput korban dan mengambil video pada saat kejadian. MI memukul dengan tangan kosong sebanyak tiga kali pada bagian kepala samping kiri dan belakang. Ia juga menandang sekali pada punggung korban. 

MA memukul dengan tangan kosong sebanyak dua kali pada tubuh bagian punggung, lalu menendang tiga kali pada perut, paha, dan bokong serta menyeret korban. Untuk AS, menyuruh MI melakukan pemukulan. Pun KB menyuruh MA melakukan pemukulan.

"Pada Jumat 31 Mei 2024, Pukul 6.00 WIB, korban mengeluh sakit pada kepala bagian belakang. Ia juga mengeluh mual kepada orangtua. Pada Pukul 7.00 WIB dibawa ke RS Hasta Brata Batu. Pada Pukul 10.00 WIB korban dinyatakan meninggal dunia," terang Oskar.

Berdasarkan hasil otopsi, Oskar menerangkan kematian karena retak pada batok kepala bagian kiri sehingga terjadi pendarahan dan penggumpalan darah pada otak. 

"Untuk penanganannya, karena berhubungan pada anak, berbeda dengan orang dewasa. Waktunya juga dipercepat yakni 15 hari. Kami tetap koordinasi dengan kejaksaan sehingga dalam prosesnya segera dilengkapi. Berkas akan kami kirim Senin untuk tahap pertama," katanya.

Baca juga: Polisi Bentrok dengan Ribuan Orang di Jembatan Suramadu Usai Pertandingan Persib Vs Madura United


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Benni Indo/TribunJatimTimur.com)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved