Bunga Desa Banyuwangi

Keliling Desa, Bupati Ipuk Dorong Petani Terapkan Sistem Pertanian Organik

Banyak kelompok tani yang memproduksi pupuk organik sendiri, dengan memanfaatkan limbah organik yang ada di lingkungan sekitar. 

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/aflahul abidin
Ipuk saat mengunjungi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rogojampi, di sela program Bunga Desa, di Desa Lemahbangdewo, Rogojampi, Kamis (4/7/2024). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terus berupaya agar para petani di Banyuwangi mengurangi ketergantungan pupuk kimia, dengan perlahan beralih ke pupuk organik.

Di tiap program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Ipuk selalu bertemu kelompok tani dan mendorong agar petani menggunakan sistem pertanian organik.

Kini telah banyak kelompok tani yang memproduksi pupuk organik sendiri, dengan memanfaatkan limbah organik yang ada di lingkungan sekitar. 

Baca juga: Satpam Perusahaan Nyambi Jualan Sabu-Sabu Bisa Raup Untung Rp 20 - 30 Juta Per Bulan

Seperti para petani di Kecamatan Rogojampi, berhasil memproduksi pupuk Nitrogen Pospor Kalium (NPK) cair yang berasal dari limbah dapur, seperti kulit nanas, kulit kacang kedelai, dan lainnya.

"Saya senang banyak kelompok tani di Banyuwangi yang perlahan beralih ke pupuk organik. Sebelumnya ada kelompok tani yang memanfaatkan kotoran hewan ternak domba, kambing, maupun sapi, yang diolah menjadi pupuk cair organik," kata Ipuk saat mengunjungi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rogojampi, di sela program Bunga Desa, di Desa Lemahbangdewo, Rogojampi, Kamis (4/7/2024).

Di tiap program Bunga Desa, Ipuk selalu menyempatkan bertemu kelompok tani, untuk mengetahui permasalahan para petani dan membahas solusinya. Di tiap pertemuan itu, masalah pupuk selalu diutarakan petani 

Baca juga: Kena Peluru Nyasar Saat Berburu, Seorang Pria di Probolinggo Tewas

Karena itulah, Ipuk terus mendorong agar kelompok tani  memproduksi pupuk organik sendiri, seperti yang telah banyak dilakukan di berbagai desa.

Ipuk mengatakan pembuatan pupuk organik itu mudah, karena bahan-bahannya banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Sudah banyak kelompok tani di Banyuwangi yang berhasil menerapkan penggunaaan pupuk organik bahkan telah memiliki sertifikasi.

Dengan pupuk organik, selain mampu menekan biaya produksi, juga mampu meningkatkan produksi petani serta lebih menyuburkan tanah.

Baca juga: Pemkab Lumajang Raup Pajak Tertinggi Dari Penerangan Jalan Umum, Nilainya Capai Rp 32 Miliar

"Karena itu saya minta Dinas Pertanian dan penyuluh petani, untuk terus melakukan pendampingan dan pelatihan agar para petani bisa memproduksi dan beralih ke pupuk organik, " jelas Ipuk.

Ditambahkan koordinator BPP Rogojampi, Feby Cahayaningrum, rutin melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik di 20 desa di dua kecamatan yakni Rogojampi dan Blimbingsari, yang merupakan wilayah kerja mereka. 

Baca juga: Halaman Fakultas Kedokteran Unair Banjir Karangan Bunga Bela Sungkawa

"Saat ini sudah banyak petani yang mengurangi dosis atau bahkan benar-benar beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik. Bahkan ada tiga kelompok tani yang mendapat sertifikasi organik, kata Feby. 

Feby mengatakan dengan penggunaan organik bisa mengurangi 30 hingga 50 persen biaya produksi petani, sehingga keuntungan petani juga meningkat.

(Aflahul Abidin/TribunJatimTimur.com) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved