Kecelakaan di Tol Solo Ngawi
Pimpinan Yayasan Pendidikan Darul Falah Surabaya Korban Kecelakaan di Tol Solo - Ngawi
Kecelakaan maut menimpa Minibus Elf dan truk muatan bata ringan, di Tol Solo - Ngawi, KM 497.800, masuk daerah administrasi Kabupaten Boyolali,
Rencana berlibur ke Yogyakarta dari para guru atau pengurus Yayasan Pendidikan Darul Falah Surabaya yang diasuh oleh suaminya, kali ini, sebenarnya agenda dadakan setelah rampung menjalankan rapat kerja (Raker) pengurus yayasan.
Raker tersebut berlangsung selama dua hari sejak Rabu (10/7/2025) hingga Kamis (11/7/2024), berlokasi di area komplek yayasan di belakang rumah Luluk.
Mungkin sebagai kompensasi untuk memberi penyegaran refresing kepada para guru dan pengurus yayasan.
Ia menambahkan, suaminya mengagendakan perjalanan berlibur tersebut mulai Jumat (12/7/2024) malam, hingga Minggu (14/7/2024).
"Perjalanan itu rangkaian habis raker yayasan. Habis raker, hari terakhir liburan. Itu perjalanan mau berangkat. Berangkat jam 22.00 Jumat kemarin," katanya.
Namun, Luluk mengaku sempat berkomunikasi dengan Fahmi Muhammad, anak kelimanya yang menjadi salah satu rombongan tersebut, melalui pesan singkat WhatsApp (WA).
Isi pesannya menanyakan kondisi perjalanan pada malam hari itu, sekitar Pukul 23.00 WIB, atau sejam setelah Minibus Elf yang rombongan tersebut bertolak dari rumah.
Dan pesan tersebut, lanjut Luluk, dijawab oleh sang anak, bahwa perjalanan rombongan dalam keadaan baik-baik saja.
"Jam 23.00 saya sempat SMS Fahmi (anak kelima); gimana le perjalanannya mobilnya enak le? Lalu dibalas dia; enggeh enak. Saya kan enggak enak perasaan. Setelah itu enggak tahu lagi, iya pesan terakhir," pungkasnya.
Sementara itu, anak keempat Abdul Manan, Firdausatun Ni'mah (31) mengatakan, dirinya sejatinya nyaris menjadi korban dalam rombongan perjalanan berlibur tersebut.
Namun, sejak awal adanya rencana mendadak atas agenda perjalanan tersebut, ia sengaja tidak mengikutinya.
Pasalnya, ia merasa, jikalau hampir semua keluarga besarnya yang juga pengurus yayasan turut dalam perjalanan tersebut, lantas siapa yang menjaga komplek yayasan sekolah.
Menurutnya, kalau cuma mengandalkan sang ibunda yang telah 'sepuh', untuk sekadar mengawasi area komplek yayasan seluas tersebut, juga tak patut.
"Akhirnya, hari ini gak ada orang. Nah kalau ditinggal, sekolah besar ini siapa yang jaga. Apalagi kondisi ibu enggak memungkinkan untuk ikut. Ibu enggak ikut. Akhirnya, saya juga enggak ikut," ujarnya saat ditemui Tribunjatim.com di dalam rumah duka.
Baca juga: Sinyal Perburuan Bek Baru Inter Milan, Eks Palang Pintu Atletico Madrid Masih Jadi Kandidat Kuat
Mengenai firasat petanda kepergian para korban. Firdausatun Ni'mah mengaku, tidak memiliki petanda dalam bentuk apapun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.