Berita Situbondo

Ratusan Pengurus Anak Ranting NU Situbondo Dilantik, Pembentukan Berbasis Masjid

Ratusan pengurus anak ranting (PAR) Nahdlatul Ulama (NU) se-Kabupaten Situbondo, dilantik, Selasa (6/8/2024) sore

Penulis: Izi Hartono | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Izi Hartono
Bupati Situbondo Karna Suswandi  bersama mantan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansyah saat menuju lokasi pelantikan ratusan pengurus anak ranting NU Situbondo di Alun Alun Situbondo 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SITUBONDO - Ratusan pengurus anak ranting (PAR) Nahdlatul Ulama (NU) se-Kabupaten Situbondo, dilantik, Selasa (6/8/2024) sore.

Pelantikan ratusan pengurus anak ranting NU yang tersebar di ribuan dusun di 136 desa atau kelurahan di 17 kecamatan tersebut, dipimpin oleh Wakil Ketua PBNU KH Zulfa Musthofa.

Selain itu, pelantikan ratusan PAR NU yang berlangsung di Alun alun kota Situbondo, juga dihadiri mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansyah.

Tak hanya itu, pelantikan juga disaksikan Rais Aam PBNU, KH Afifuddin Muhajir; Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur, Dr H Muhammad Hasan Ubaidillah, serta Bupati Situbondo Karna Suswandi didampingi Wakil Bupati Situbondo Nyai Hj Khoirani. 

Wakil Ketua PBNU,  KH Zulfa Musthofa mengatakan, pihaknya menginginkam anak ranting ini sebagai basis paling bawah bisa menterjemahkan visi merawat dan membangun peradapan.

Dia mengatakan bahwa anak ranting sebagai basis NU paling bawa harus dapat menerjemahkan apa yang disebut visi merawat jagad dan membangun peradaban.

"Salah satunya bagaimana warga NU bisa menjaga bumi, tempat mereka tinggal dan membangun peradabannya, supaya masyarakat yang tinggal disekitarnya bisa hidup damai dan harmonis saling menghargai satu sama lain, sebagaimana pemikiran NU yang paling mendasar," ujarnya.

Selain itu, KH Zulfa Musthofa juga menjelaskan,  pembentukan PAR ini berbasis masjid. Hal ini diharapkan mempermudah untuk pendataan dan konsolidasi segala kegiatan Nahdlatul Ulama di masyarakat.

"Jadi PAR berbasis masjid ini maksudnya bagaimana caranya membuat masjid kembali menjadi pusat kegiatan keagamaan. Dengan adanya PAR NU berbasis masjid maka diharapkan dapat meramaikan dan membuat masjid bernuansa NU kembali hidup dan tidak bergeser dari ahlusunah wal jamaah," kata KH Zulfa.

Baca juga: Elektabilitas Bupati Ipuk Versi Survei LSI Denny JA, Dominan Hingga 59 Persen di Pilkada Banyuwangi

Alasan kenapa berbasis masjid , kata KH Zulfa Musthofa, karena Masjid sebagai pusat peradaban di tingkat desa utamanya, dari masjid itu kita bergerak untuk membangun keagamaan yang berbasis rahmatan Lil alamin atau ahlusunah wal jamaah.

"Ditengarai beberapa masjid yang kehilangan jati dirinya dan diganti orang atau kelompok tertentu," tukasnya.

Oleh karena itu, sambungnya, ketua PAR adalah bagian dari takmir dan rais itu bagian dari khotib dan imam masjid, sehingga ketika nanti ada kegiatan sosialisasi atau semacamnya bisa diumumkan kepada jamaah masjid.

"Kalau tingkat ranting kan terlalu luas sedangkan Masjid bisa setiap kampung atau dusun," ucapnya.

Sementara itu, Ketua PCNU Situbondo, KH Muhyiddin Khatib mengatakan, sesuai peraturan perkumpulan dan ADART Nahdlatul Ulama', maka harus menyusun struktur pengurus harus lengkap mulai dari PB hingga tingkat pengurus anak ranting.

"Kalau dulunya namanya kelompok anak ranting, akan tetapi setelah ada keputusan Lampung namanya berubah menjadi PAR ata pengurus anak ranting," ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved