Pilkada 2024

Pilwali Kota Pasuruan Dipastikan Calon Tunggal, Gerakan PIlih Kotak Kosong Mulai Bermunculan

Pilwali Kota Pasuruan 2024 hampir dipastikan hanya diikuti oleh calon tunggal.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Haorrahman
TribunJatim-Timur.com/Istimewa
Pilkada Serentak 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Pilwali Kota Pasuruan 2024 hampir dipastikan hanya diikuti oleh calon tunggal. Itu setelah sampai waktu yang ditentukan, hanya ada satu pasangan calon (paslon) yang mendaftar.

Paslon yang mendaftar ke KPU adalah Bakal Calon Walikota Adi Wibowo yang berpasangan dengan Bakal Calon Wakil Walikota Mokhamad Nawawi. Paslon Anugrah ini didukung semua partai politik (parpol). 

Baca juga: Jalan Latek-Pekoren Pasuruan Retak Usai Dibangun, Dinas Janji Turunkan Tim untuk Observasi

Kondisi politik seperti ini memancing banyak reaksi dari warga Kota Pasuruan. Salah satunya, Slamet Nugroho atau yang akrab disapa Mamek. Mamek mengaku prihatin dengan kondisi politik yang seperti ini. 

Mamek menyebut, kondisi politik di Kota Pasuruan sedang tidak baik-baik saja. Munculnya calon tunggal dalam kontestasi Pilwali bisa disebut sebagai sinyal demokrasi mati. 

"Makanya, saya memilih untuk tidak memilih. Saya lebih baik memilih kotak kosong, daripada memilih calon tunggal. Ini bukan ajakan, tapi ini sikap saya menanggapi situasi yang hampa seperti ini," katanya, Selasa (17/9/2024).

Dia menyebut, pilihan kotak kosong sebagai simbol kritikan terhadap parpol yang ada di Kota Pasuruan. Mamek menilai, para parpol lebih mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya, bukan kepentingan rakyat.

Harusnya, kata Mamek, kalau parpol itu mengakomodir kepentingan rakyat. Otomatis parpol berlomba mengusung paslon yang bisa dianggap layak untuk mewakili dan membawa kepentingan rakyat. 

Baca juga: Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Simulasi Program Makan Siang Bergizi

"Makanya, pilihan kotak kosong adalah bentuk perlawanan terhadap situasi politik hari ini di Kota Pasuruan. Saya tidak suka dan jujur kecewa dengan keadaan politik yang saya kira mencederai dengan nilai - nilai demokrasi," tuturnya.

Selayaknya pesta, kata dia, harusnya rakyat bisa ikut bergembira bukan dipaksa memilih satu paslon.

Seharusnya, lanjut dia, Pilwali menjadi ajang untuk adu gagasan, ada pemikiran, adu program, yang ditawarkan ke rakyatnya. Nanti, tinggal rakyat yang menentukan paslon mana yang paling bisa mewakili kepentingannya.

Baca juga: Ratusan Miras Gagal Diselundupkan dari Lamongan Menuju Jombang

"Munculnya calon tunggal tidak akan memberi alternatif pilihan yang beragam untuk rakyat. Ini yang saya kritik dan saya lawan, sekalipun secara konstitusi tidak ada yang dilanggar dan diperbolehkan calon tunggal," terangnya.


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur


Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

 

(Galih Lintartika/TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved