UMKM Bondowoso

Warga Bondowoso Buat Kerajinan Tangan dari Limbah Alam, Digandrungi Pembeli Mancanagera

Warga Bondowoso membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan produk limbah bahan-bahan alam

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
Lenda Anggraeni saat melukis salah satu karya tas tangan yang terbuat dari limbah bambu dan kulit kayu 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Warga Bondowoso membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan produk limbah bahan-bahan alam. Tak tanggung-tanggung, berbagai produk kerajinannya telah digandrungi oleh pembeli nasional maupun mancanegara.

Adalah Lenda Anggraeni, warga Jalan Hos Cokroaminoto Rantai Mas, Kelurahan Kademangan, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso.

Ia melalui Griya Kriya Lenda Artandcraft telah banyak menghasilkan produk-produk kerajinan tangan yang berfokus pada fashion wanita. Seperti tas, dompet, kain batik, bros, tas tangan wanita, payung, gelang, dan kalung.

Semua produknya dibuat dengan memanfaatkan produk limbah. Seperti, limbah kulit kayu, limbah bambu, limbah pandan, limbah kain perca, hingga limbah plastik. Bahkan, ada pula yang menggunakan enceng gondok.

"Kami bahkan kalau buat kain batik itu zero waste. Kalau ada sisanya harus saya buat karya," ujarnya pada TribunJatimTimur.com, Kamis (26/9/2024). 

Bahan-bahan alami yang menjadi bahan utama kerajinan tangannya itu dibeli dari kabupaten lain dalam bentuk lembaran berbagai ukuran. Seperti dari Bayuwangi, Madura, Jombang, Kebumaen, Solo, dan lainnya.

Khusus lembaran limbah bambu, sebagian dibeli dari Bondowoso. Harga bahannya beragam tergantung kualitas kulit pohonnya. "Kalau kulit kayu itu, 1x1 meter per lembar itu sampai Rp 85 ribu," jelas wanita Alumnus Universitas Jember tahun 2000 itu.

Menariknya, pembuatan tiap karyanya tak banyak. Maksimal 15 buah, itu pun tak identik sama. Karena, ia selalu membuat kreasi berbeda di setiap karya.

Sebut saja tas tangan yang paling banyak digandrungi pembeli manca negara. Pernak pernik hiasannya dibuat oleh karyawannya yang kini telah berjumlah sembilan orang. Namun, ia turun tangan langsung ketika sudah mendesain hiasan dalam bentuk tiga dimensi. Begitu juga lukis di batik atau pun tas.

"Finishing itu saya semua, karena nyawanya di situ," ujarnya.

Baca juga: Melalui Podcast, Bea Cukai- Pemkab Probolinggo Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal 

Namun khusus bros, dirinya memproduksi secara massal tergantung permintaan.Wanita yang telah menggeluti kerajinan tangan sejak 2009 itu, menyebut produk-produknya tak hanya membawa misi produk ramah lingkungan. Namun juga, membawa semangat memperkenalkan Bondowoso

Itu dituangkannya dari semua lukisan tangan atau pun hiasan di setiap karyanya yang selalu menggambarkan motif daun singkong atau daun Kopi. Salah satunya yaitu kain batik daun kopi yang dibuatnya dengan metode Eco Print. Yakni, pengolahan kain dengan mengambil jejak daun.

Semangat branding Bondowoso ini, membuat Ienda Artandcraft menjadi bagian Ijen Unesco Global Geopark Bondowoso, dari side Geoproduknya.

"Khusus untuk Geo produk Ijen Geopark ini, saya pakai bahan-bahannya yang ada di Kecamatan Ijen," terangnya.

Keunikan karyanya, membuat Ienda juga kerap mengikuti berbagai pameran lokal hingga tingkat nasional. Terbaru, 23 Juni 2024 kemarin, lenda Artandcraft mewakili Jawa Timur mengikuti pameran Apresiasi Kreasi Indonesia 2024 yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved