Berita Bondowoso
Tabebuya Bermekaran, Jalanan di Bondowoso Jadi Mirip Suasana Jepang
Di sepanjang jalan itu, banyak ditemui Pohon Tabebuya warnanya merah muda dan putih. Suasananya mirip dengan suasana perkotaan di Jepang.
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Masyarakat di Bondowoso sepekan ini banyak yang berburu video cantik di Jalan Mayjen Sutoyo, Kelurahan Dabasah, Kecamatan Bondowoso.
Pemandangan di jalanan yang kerap disebut Jalan Bungur itu tengah menjadi buah bibir karena disebut-sebut mirip jalanan di Jepang ketika bunga Sakura bermekaran.
Di sepanjang jalan itu, banyak ditemui Pohon Tabebuya warnanya merah muda dan putih. Suasananya mirip dengan suasana perkotaan di Jepang.
Imam Cahyono, warga Desa Sumber Suko, Kecamatan Curahdami, datang khusus ke jalan Bungur untuk mengambil gambar. Itu dilakukannya setelah melihat video dan foto-foto ramai diperbincangkan di media sosial.
"Bagus ini, seperti di Jepang," ujarnya.
Kabid Lingkungan Hidup dan Keanekaragaman Hayati DLH Bondowoso Syahrial Fari, mengatakan, pihaknya telah menanam pohon Tabebuya sejak 2021 lalu. Total ada 100 bibit yang ditanam di beberapa titik.
Baca juga: Inter Milan Pesta Gol ke Gawang Red Star Belgrade, Mehdi Taremi Pecah Telur di Kompetisi Resmi
Di antaranya yakni di Jalan Mayjen Sutoyo yang kini viral itu. Kemudian, di Alun-alun Ki Bagus Asra, di Taman Magenda, dan Jalan Sucipto/Jalan Mawar.
Namun memang, ada di beberapa titik jalan lainnya pohon Tabebuyanya tidak tumbuh. Karena dicabuti oleh oknum masyarakat dan ada yang memang secara alami tidak tumbuh.
"Bibit itu kita beli dari Batu, harganya Rp 300 ribu per bibit," jelasnya, (2/10/2024).
Ia menjelaskan, sebenarnya setiap tahun bunga dari Pohon Tabebuya berbunga. Namun, di musim ini mungkin marena kemaraunya lebih panjang. Sehingga bunganya bermekaran bersamaan dan tak gugur karena hujan.
Baca juga: Gudang Kayu Jati di Tulungagung Terbakar, Pemilik Rugi Rp 400 Juta
"Dalam setahun ini ke dua kalinya berbunga. Cuma sekarang paling bagus, karena faktor kemarau panjang," tuturnya
Tak ada perawatan khusus untuk pemeliharaan pohon Tabebuya ini. Hanya saja, kata Syahrial, DLH secara rutin menyiram pohon ayoman di sepajang jalan kecamatan kota sebanyak 3 kali dalam sepekan.
Disinggung tentang pohon-pohon ayoman yang telah ditanam di kanan kiri bahu jalan dan ruang terbuka hijau (RTH), DLH Bondowoso menyebut jumlahnya ada 4 ribuan pohon. Di antaranya yakni Pohon Tabebuya, Pohon Angsana, dan Tanjung.
Baca juga: 2 Faktor Buat Pedro Dias Kans Tergusur dari Persija, Mulai dari Desakan Hingga Kode Keras
Ia pun meminta masyarakat untuk ikut menjaga pohon-pohon yang telah ditanam ini. Karena, untuk membuat lingkungan yang bagus, asri, dan indah.
"Sama-sama menjagalah apa yang menjadi aset kita bersama," pungkasnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Sinca Ari Pangistu/TribunJatimTimur.com)
Menikmati Konser Sa’langseng di Bondowoso, Lagu Madura Berbalut Fusion |
![]() |
---|
Berusia 30 Tahun, TPA Paguan Bondowoso Overload dan Keluarkan Asap Tiap Hari |
![]() |
---|
Ingin Tebang Pohon di Pinggir Jalan, Ini Aturan dan Biayanya |
![]() |
---|
Kejari Bondowoso Musnahkan Barang Bukti, Terbanyak Narkotika |
![]() |
---|
BPBD Bondowoso Bentuk Sekolah Aman Bencana di Kaki Gunung Raung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.