Banjir Mojokerto
Banjir Tempuran Sepekan Belum Surut, Derita Warga Tak Bisa Bekerja Aktivitas Lumpuh Total
Banjir di hari ke tujuh, Jumat (13/12/2024), belum surut bahkan ketinggian air masih mencapai 50-70 sentimeter.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Mojokerto - Sepekan sudah banjir merendam ratusan rumah warga di Desa Tempuran dan Desa Ngingasrembyong, Sooko, Mojokerto.
Banjir di hari ke tujuh, Jumat (13/12/2024), belum surut bahkan ketinggian air masih mencapai 50-70 sentimeter.
Selain aktivitas warga lumpuh total, banjir tahun ini sangat parah dan berdampak terhadap ekonomi warga setempat.
Suwarno (52) warga Dusun Bekucuk, Desa Tempuran, mengaku banjir kedua tahun ini lebih parah merendam rumahnya.
"Padahal rumah sudah ditinggikan satu meter, tapi banjir tahun ini lebih parah masuk rumah sampai sepaha lebih," jelasnya di lokasi banjir Tempuran.
Suwarno mengatakan, dirinya tidak bisa bekerja lantaran banjir membuat aktivitas warga lumpuh total.
Ia sehari-hari berkerja mengendarai sepeda motor sebagai pedagang jajanan es potong keliling desa.
Akibat banjir dirinya terpaksa menggantung motor yang biasanya dipakai bekerja pada tiang depan rumah.
"Sepeda motornya digantung biar tidak terendam banjir, saya kerja jualan es potong. Kondisinya banjir begini ya terpaksa kita libur dulu tidak bekerja," ungkap Suwarno.
Menurut dia, biasanya banjir Tempuran surut sekitar 3-4 hari. Paling lama hingga dua pekan lamanya.
Melihat kondisi banjir saat ini, lanjut Suwarno, diperkirakan banjir surut lebih dari dua pekan mendatang.
Baca juga: Menyaru Pakai Pakaian Perempuan, Pria Bertato di Gresik Curi Kotak Amal di Rumah Makan
"Banjir surut biasanya tiga hari, kalau ini malah naik airnya sudah hari ke tujuh. Dulu pernah surut sampai dua minggu, tapi tidak separah ini. Kalau banjir tahun ini lebih parah," paparnya.
Dikatakan Suwarno, warga setempat berharap pemerintah serius penanganan banjir, khususnya membenahi aliran Dam Sipon yang menjadi pintu masuk dari sungai afvour Watudakon, dan afvour Jombok dengan pertemuan sungai Balongkrai di Desa Tempuran.
"Saluran menuju Dam Sipon harus segera dibenahi kembali, jangan seperti ini banjir gak surut-surut. Waktu lalu diperbaiki saluran sungai malah tambah kecil, aliran sungai juga berkelok dan naik ke atas menuju aliran Dam Sipon," bebernya.
Baca juga: Bocah 9 Tahun di Probolinggo Tewas Terpeleset Ke Sungai
Suwarno menyebut, Desa Tempuran seperti terminalnya air ketika diguyur hujan lebat setiap akhir tahun.
"Di sini termasuk terminalnya air, perbandingannya kalau di sana (Jombok, Jombang) surut di Tempuran pastinya belum surut dan pastinya lama," pungkasnya.
Fery, warga Dusun Pendowo, menambahkan kondisi banjir yang merendam desanya masih belum surut, dengan ketinggian air sekitar 40-60 sentimeter.
Baca juga: Polisi Rekayasa Lalu Lintas JLS di Trenggalek saat Libur Nataru
"Hujan setiap hari, banjir belum surut. Tadi ada penurunan di TPQ pengungsian masih setinggi sekitar 20 sentimeter, kalau yang di sebelah barat masih sekitar 40-50 sentimeter," tandasnya.
Data BPBD Kabupaten Mojokerto, dampak bencana merendam 797 rumah warga di Desa Tempuran dengan ketinggian air sekitar 50-100 sentimeter dan berdampak sebanyak 2.723 jiwa.
Sedangkan, di Desa Ngingasrembyong sebanyak 627 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian air di Dusun Pendowo, Sanggrahan dan Sidonganti mencapai 40-60 sentimeter.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Moh Romadoni/TribunJatimTimur.com)
Dua Tanggul Jebol Rendam Pesawahan Tanaman Padi di Kabupaten Mojokerto |
![]() |
---|
Jembatan Penghubung di Mojokerto Putus Diterjang Banjir, Pemerintah Siapkan Perbaikan Darurat |
![]() |
---|
Penyebab Banjir Tempuran Mojokerto, Akibat Cuaca Ekstrem Hingga Eceng Gondok Menyumbat Aliran Sungai |
![]() |
---|
Banjir 5 Hari, Aktivitas Warga di Pulorejo Kota Mojokerto Lumpuh |
![]() |
---|
7 Titik Tanggul di Kabupaten Mojokerto Jebol, Picu Banjir Parah di 4 Kecamatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.