Libur Lebaran 2025

Libur Lebaran Pengunjung Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang Rela Antre Kue Hingga Satu Jam

Pasar Oro-Oro Dowo, yang terkenal dengan ragam kuliner tradisionalnya, dipadati pengunjung. Bahkan pengunjung harus rela antre hingga satu jam.

Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Purwanto
PADAT: Pengunjung memadati Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang saat libur lebaran Idul Fitri 2025, Minggu (6/4/2025). Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang menjadi tujuan bagi warga luar Kota Malang maupun pemudik untuk berwisata kuliner. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, MALANG – Libur panjang Idulfitri 2025 Pasar Oro-Oro Dowo, yang terkenal dengan ragam kuliner tradisionalnya, dipadati pengunjung. Bahkan pengunjung harus rela antre hingga satu jam.

Seperti Minggu pagi (6/4/2025), pasar yang terletak di Jalan Guntur, Kecamatan Klojen itu mulai dipadati pengunjung. Tak hanya warga lokal, sejumlah pemudik dari luar kota pun turut meramaikan suasana. Mereka tak sekadar berbelanja kebutuhan pokok, namun juga antusias mencicipi berbagai jajanan khas yang tersedia di pasar tersebut.

Pantauan di lapangan sejak pukul 08.00 WIB menunjukkan sejumlah lapak kuliner menjadi pusat keramaian. Aneka kudapan seperti kue lumpur, klepon, bakso goreng, hingga nasi bakar tampak laris diserbu pengunjung.

Baca juga: NILAI Pemain Inter Milan saat Kontra Parma, Nerazzurri Dipaksa Puas Berbagi Angka oleh Tim Promosi

Pasar Oro-Oro Dowo sendiri memiliki nilai historis yang cukup kuat. Didirikan pada masa kolonial Belanda pada tahun 1932, pasar ini telah melewati proses revitalisasi pada tahun 2015 dan kini tampil dengan wajah yang lebih tertata namun tetap mempertahankan nuansa tradisional. Dengan luas sekitar 3.400 meter persegi, pasar ini kini menjadi salah satu destinasi alternatif saat musim liburan, terutama bagi para pemudik yang mencari pengalaman lokal yang autentik.

Salah satu pengunjung, Aulia Luthfi (21), warga Surabaya, mengaku sengaja datang ke Pasar Oro-Oro Dowo bersama saudara-saudaranya untuk berburu kuliner khas Malang.

"Tadi beli nasi bakar, bakso goreng, dan sekarang lagi antre makanan lumpur, dapat nomor antrean 108. Mungkin nunggu sekitar satu jam,” ujarnya sambil tertawa.

Menurut Aulia, kunjungannya ke Malang memang tak lengkap tanpa mampir ke pasar ini. "Kalau ke Malang, pasti ke Pasar Oro-Oro Dowo. Cari makanan khas, terus rencananya habis ini mau ke Kayutangan Heritage juga,” tambahnya.

Baca juga: MANUVER Persib Bandung Rusak Reuni di Persis Solo, Saddil Ramdani Kembali Masuk Radar Pangeran Biru

Ia juga menyebutkan bahwa selain rasanya yang enak, harga makanan di pasar ini cukup bersahabat. “Makanannya enak dan harganya juga terjangkau,” katanya.

Peningkatan jumlah pengunjung selama masa libur lebaran ini turut dirasakan para pedagang. Salah satunya adalah Nazalea Albi Najema, penjual klepon dengan merek dagang Klepon-Ku.

"Sejak H+3 Lebaran, pasar makin ramai. Kalau biasanya hari Minggu saya hanya stok bahan sekitar 10 kilogram, sekarang ditambah jadi 20 kilogram," jelas Nazalea.

Ia menambahkan bahwa sebagian besar pembelinya berasal dari luar kota. "Banyak yang dari luar kota, mungkin karena momen mudik. Jadi makin ramai," ujarnya.

Dampaknya pun terasa secara langsung terhadap omzet penjualannya. “Biasanya omzet hari Minggu sekitar Rp3 juta. Tapi selama Lebaran ini bisa tembus Rp5 juta,” ungkapnya.

Produk klepon yang dijual Nazalea ditawarkan dengan harga terjangkau, yaitu Rp12 ribu untuk satu porsi berisi 10 biji, dan Rp15 ribu untuk 13 biji.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Purwanto/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved