Flushing Bendungan di Blitar

Ratusan Warga Berburu Ikan saat Flushing di Bendungan Wlingi dan Lodoyo, 1 Orang Meninggal Dunia

Namun di balik semarak kegiatan yang masyarakat setempat sebut pladu tersebut, satu warga meninggal dunia diduga kelelahan saat mencari ikan. 

Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Samsul Hadi
CARI IKAN: Sejumlah warga mencari ikan di Bendungan Wlingi yang airnya surut setelah dilakukan flushing, Minggu (27/4/2025). Flushing dilakukan untuk mengurangi sedimen di bendungan. 

Kegiatan flushing ini bukan sekadar tradisi tahunan bagi warga, melainkan bagian dari program resmi yang bertujuan mengurangi sedimentasi di waduk. Vice President Regional 1 Perum Jasa Tirta I, Ganindra Adi Cahyono, menjelaskan bahwa flushing dilakukan hampir setiap tahun untuk menjaga kapasitas tampung waduk.

“Kami pernah dua tahun tidak melakukan flushing saat pandemi Covid-19, karena khawatir memicu kerumunan. Akibatnya, sedimen menjadi sangat keras dan mengganggu fungsi pengambilan air untuk PLTA, irigasi, maupun air baku,” jelas Ganindra.

Flushing bertujuan untuk mengurangi sedimentasi yang memperkecil kapasitas tampungan air di Bendungan Wlingi dan Lodoyo. Menurut Ganindra, menjaga volume tampungan air sangat penting untuk mendukung berbagai kebutuhan masyarakat, mulai dari pembangkit listrik, pertanian, hingga penyediaan air minum.

Baca juga: Sering Jadi Pelarian Motor Curian, Polres Bangkalan Amankan 121 Unit dalam Sepekan

Namun, Ganindra mengingatkan, kegiatan pladu harus diikuti dengan kewaspadaan tinggi. Debit air yang sangat deras saat flushing bisa membahayakan keselamatan.

“Debit air yang besar berisiko tinggi. Kami harap masyarakat tetap waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Karena tingginya volume sedimen, proses flushing tidak cukup dilakukan dalam satu hari. Perum Jasa Tirta I bahkan mengerahkan alat berat untuk membantu mengaduk sedimen yang sudah mengeras. Di Bendungan Wlingi, diterjunkan enam unit ekskavator, sementara di Bendungan Lodoyo digunakan dua unit ekskavator.

Ganindra menargetkan pengurangan sedimen hingga 300.000 meter kubik di Bendungan Wlingi dan 200.000 meter kubik di Bendungan Lodoyo.

"Mudah-mudahan hasilnya bisa lebih dari target," harapnya.

Sementara itu, Kepala Subdivisi Operasi dan Pemeliharaan WS Brantas I Perum Jasa Tirta I, Sucipto Eko Pranoto, menjelaskan kapasitas Bendungan Wlingi yang saat ini sekitar 2,4 juta meter kubik diharapkan meningkat menjadi 2,7 juta meter kubik setelah flushing. Sedangkan Bendungan Lodoyo, dari 2,1 juta meter kubik diharapkan naik menjadi 2,4 juta meter kubik.

"Awalnya kapasitas tampung kedua bendungan ini sekitar 5 juta meter kubik. Namun akibat sedimentasi, kini tinggal tersisa sekitar 44–46 persen dari kapasitas awal," jelas Sucipto.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Samsul Hadi/TribunJatimTimur.com)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved