Video Palsu Khofifah

Tak Hanya Video Palsu Khofifah Jual Motor Bekas, Pelaku juga Mengedit Dedi Mulyadi dan Ahmad Luthfi

Mereka juga membuat video palsu dengan wajah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi.

Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Luhur Pambudi
PERS RILIS: Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Direktur Dittipidsiber Polda Jatim Kombes Pol Raden Bagoes Wibisono Handoyo, dan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menunjukkan barang bukti hasil pengungkapan kasus manipulasi data (deep fake) video pernyataan kepala daerah lewat medsos yang dipakai menipu warga, di Ruang Rapat Utama Gedung Tri Brata Mapolda Jatim, pada Senin (28/4/2025) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Surabaya - Tiga pria asal Pangandaran, Jawa Barat, yang diringkus Polda Jatim akibat memanipulasi video menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk menipu masyarakat, ternyata tak hanya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saja, mereka juga membuat video palsu dengan wajah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi.

Direktur Dittipidsiber Polda Jawa Timur, Kombes Pol Raden Bagoes Wibisono Handoyo, menjelaskan modus para pelaku, mengedit video para kepala daerah sehingga tampak seolah-olah sedang mempromosikan penjualan motor bekas seharga hanya Rp500 ribu. Video hasil manipulasi ini kemudian disebarluaskan melalui beberapa akun media sosial TikTok yang mereka kelola.

Baca juga: Sekitar 100 Orang Jadi Korban Video Hoaks Gubernur Khofifah Jual Motor di Medsos

"Khusus untuk video Gubernur Khofifah, para pelaku mengelola lima akun TikTok. Setiap unggahan disertai dua nomor WhatsApp yang dijadikan saluran untuk memperdaya calon korban," kata Bagoes, Senin (28/4/2025).

Pelaku yang ditangkap masing-masing berinisial HMP (30 tahun), AH (34 tahun), dan P (24 tahun), seluruhnya berasal dari Kecamatan Mangunjaya dan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Mereka adalah teman satu lingkungan tongkrongan.

Dalam aksinya, HMP bertugas membuat akun TikTok dan memproduksi video deep fake menggunakan AI, sekaligus menyediakan rekening untuk menampung hasil kejahatan. Video tersebut kemudian diserahkan ke P, yang mengelola akun media sosial dan mengunggah konten. Sementara itu, AH berperan sebagai operator WhatsApp yang berkomunikasi dengan para korban, meyakinkan mereka untuk mentransfer sejumlah uang.

Baca juga: Wabup Pasuruan Apresiasi Industri Rokok Legal, Jadi Penyumbang Besar DBHCT Untuk Pembangunan

Selama tiga bulan beraksi, ketiga pelaku berhasil mengumpulkan keuntungan sekitar Rp87,9 juta. Namun, menurut Bagoes, uang hasil kejahatan itu hanya digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan berfoya-foya. "Mereka tidak memiliki pekerjaan tetap. Belajar manipulasi video ini secara autodidak lewat tutorial di YouTube," ungkapnya.

Pihak kepolisian mencatat, sejauh ini ada sekitar 100 korban yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Maluku Utara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 korban sudah diperiksa untuk kepentingan penyidikan.

Baca juga: Ditahan Imbang Arema FC 1-1, Paul Munster Kecewa Pemain Buang Banyak Peluang

"Para pelaku memang sengaja menggunakan figur publik untuk menarik perhatian masyarakat. Mereka berhasil menipu banyak orang dalam waktu singkat," ujar Bagoes.

Polisi kini terus mengembangkan penyidikan untuk mengungkap kemungkinan adanya korban lain maupun pelaku tambahan.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Luhur Pambudi/TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved