Penyakit LSD Pada Sapi

Ratusan Ekor Sapi di Lumajang Terdeteksi Penyakit LSD

Penulis: Erwin Wicaksono
Editor: Haorrahman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi sapi yang terpapar penyakit cacar alias lumpy skin disease yang tengah ditangani oleh puskeswan bidang peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang.

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Pemkab Lumajang mengkonfirmasi sebanyak 138 ternak dilaporkan terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD). Jumlah tersebut menjadi lonjakan tertinggi kasus penyakit cacar kulit pada sapi dalam sepekan terakhir, Minggu (25/2/2024).

Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Endra Novianto menerangkan pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk menyembuhkan sapi yang menderita LSD itu.

"Kami memiliki empat puskeswan untuk menangani LSD yang mulai menyerang hewan ternak tersebut. Fasilitas puskeswan siap membantu warga menangani masalah pada hewan ternak yang sedang diserang LSD. Untuk jumlah terjangkit LSD masih fluktuatif dan bisa berubah," ujar Endra ketika dikonfirmasi.

Endra menambahkan penyakit yang menyerang bagian tubuh kulit sapi tersebut sejatinya menular secara zoonosis. Atau menular dari hewan ke hewan. Virus LSD disebut menular dengan perantara lalat dan nyamuk.

Baca juga: Jelang Kontra Liverpool di Final Piala Carabao, Pelatih Chelsea Sudah Keder Duluan, 1 Hal Jadi Sebab

Kemudian virus yang menginveksi kulit sapi menimbulkan bentol cacar yang juga bisa menular pada hewan ternak lainnya.

Jika menemui gejala-gejala sapi yang menampakkan gangguan pada kulit, Endra meminta kepada para peternak agar segera menghubungi petugas di Puskeswan terdekat jika membutuhkan bantuan.

Kendati penyakit LSD tidak begitu beresiko tinggi pada kematian ternak, namun Endra menghimbau peternak agar tidak menganggap remeh penyakit tersebut lantaran dapat menyebabkan penurunan berat badan pada hewan ternak.

Baca juga: SIARAN Bein Sports! Link Live Stream Lecce Vs Inter Milan di Liga Italia Serie A, Mulai Dini Hari

"Virus ini dapat disembuhkan dan memiliki tingkat kematian yang rendah apabila ditangani dengan cepat. Hari ini, kami telah menerima pasokan vaksin dari provinsi, dan bagi masya akat yang membutuhkan vaksin dapat menghubungi petugas peternakan karena ketersediaan vaksin terbatas," katanya.

Wabah LSD bukanlah penyakit baru di kalangan peternak. Ia menegaskan telah melakukan pendataan terhadap hewan ternak yang diduga terjangkit LSD.

"Kami ingin menekankan bahwa daging sapi dan kerbau tetap aman untuk dikonsumsi, karena penyakit ini tidak menular kepada manusia, selama dimasak dengan benar. Semua vaksinasi yang dilakukan tidak berbayar alias gratis," paparnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com)