TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Persija Jakarta tak mengikuti langkah rivalnya, Persib Bandung untuk mengelola stadion di Jakarta.
Hal tersebut dikarenakan Persija Jakarta mengalami kendala besar dalam pengelolaan stadion di daerah.
Macan Kemayoran bisa saja mengelola Jakarta International Stadium (JIS).
Namun, menurut pengakuan direktur Persija, Mohamad Prapanca, ada ganjalan besar yang membuat manajemen timnya berpikir tak mengelola JIS.
Baca juga: 1 Pilar Persija Alami Kondisi Tak Mengenakkan, Bambang Pamungkas Ungkap Perbedaan: Dulu Ceria
Baca juga: Santer Kabar Persija Bakal Gaet Pemain Asing Baru, 1 Sosok Kans Out, Jakmania Full Senyum?
Secara kepemilikan, Prapanca mengatakan JIS dan GBLA memiliki perbedaan.
JIS sendiri berada dibawah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta.
Sementara itu, GBLA dibangun dan berada langsung di bawah naungan pemerintah daerah.
"Kalau GBLA itu kan langsung di bawahnya Pemprov, jadi standarnya itu terkait dengan aturan Pemprov," ujar Prapanca kepada wartawan, dilansir dari TribunJakarta.com.
"JIS itu di bawah perusahaan daerah BUMD, di mana notabene pemiliknya adalah si Pemprov itu sendiri."
"Tapi kalau seandainya BUMD, BUMD itu kan punya nilai komersil. Dalam arti ya, atas investasinya, dia harus memenuhi syarat untuk pengembangan atas investasi," paparnya.
Praktis, lanjut Prapanca, Persija harus memberikan uang yang jumlahnya sangat besar untuk membayar nilai investasi JIS.
Jika dikalkulasikan, biaya yang dikeluarkan tentu tidak sesuai dengan pemasukan yang didapatkan oleh Persija.
"Jadi menurut saya risikonya terlalu besar untuk kami apabila kami mengelola JIS ya, sangat megah gitu," kata Prapanca.
"Sebaiknya hari ini kami bermitra gitu, kalau kami bermitra, kami bantu komersilnya dia," ujarnya.
"Tapi kami adalah sebagai tenant anchor gitu, customer utama karena kami yang mempromosikan atas Stadion JIS.