Liga 1

Tak Ingin Seperti Rival, Persija Tak Mau Kelola Stadion di Jakarta, 1 Hal Jadi Penyebab

Editor: Luky Setiyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret skuad Persija Jakarta berkandang di Jakarta International Stadium (JIS), di kompetisi Liga 1 2024/2025. Persija Jakarta tak mengikuti langkah rivalnya, Persib Bandung untuk mengelola stadion di Jakarta. Satu hal jadi penghalang besar Macan Kemayoran.

"Selain si manajemen JIS sendiri menurut saya itu yang per hari ini paling ideal gitu," jelasnya.

Seperti yang diketahui, Persib Bandung sudah bergerak lebih dahulu melakukan pengelolaan terhadap Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Nantinya, Persib Bandung bakal mengelola stadion yang berlokasi di wilayah Gedebage, Bandung, itu selama 30 tahun.

Biaya pengelolaan akan ditanggung oleh PT PBB, begitu pula hak untuk revenue, sebagian pendapatan pula akan masuk ke pendapatan daerah.  

Pemkot Bandung memastikan seluruh tahapan proses kerja sama pengelolaan GBLA sudah sesuai dengan peraturan undang-undang, kepatuhan, prinsip kehati-hatian dan good governance. 

Persija Jakarta Dapat Tawaran Investor Bangun Stadion

Di sisi lain, Prapanca mengaku sudah menerima tawaran dari calon investor yang ingin merealisasikan pembangunan stadion pribadinya.

Tawaran investasi pembangunan stadion itu, lanjut Prapanca, datang beberapa perusahan Jepang.

Penawaran itu datang ke Prapanca saat dia sedang berada di Jepang, untuk menghadiri undangan dari Liga Jepang (J League 1).

"Memang pada saat saya disana (Jepang) memang ada beberapa ketemu saya terkait dengan isu masalah stadion," kata Prapanca, di Persija Official Store, Jakarta Selatan, Jumat (8/11/2024).

"Semuanya tidak ada perusahaan kecil, semuanya perusahaan besar." 

"Tapi saya bilang sama mereka, bahwa sampai hari ini kami masih dalam tahap menunggu kesepakatan atas kerjasama dengan pemilik lahan," paparnya.

Pria berkacamata itu bahkan menyebut jika pihak yang ingin membantu Persija membangun stadion itu merupakan perusahan besar yang memang sudah berinvestasi di Indonesia.

Kendati demikian, Prapanca mengaku tidak ingin gegabah soal pembangunan stadion tersebut.

"Jadi memang mereka semua perusahaan besar. Yang menurut saya, ini adalah perusahaan besar."

Halaman
123