Berita Bondowoso
Usaha Kotak Cabai di Bondowoso Pekerjakan Lansia Berusia 50 Hingga 80 Tahun
UMKM kotak cabai di Bondowoso mempekerjakan lansia usia 50 hingga 80 tahun. Tidak ada kriteria khusus yang penting jujur dan mau bekerja.
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
Ringkasan Berita:
- Usaha pembuatan kotak cabai di Bondowoso mempekerjakan delapan pekerja lansia berusia 50 hingga 80 tahun.
- Didirikan sejak 2018, kini mampu produksi 200 kotak cabai per hari.
- Para lansia merasa lebih bahagia dan produktif dibanding hanya berdiam di rumah.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Di saat banyak pemilik usaha memilih anak-anak muda menjadi karyawan, tidak demikian dengan UMKM pembuatan kota cabai dan sayur di Desa Kalianyar, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Usaha milik Fathor Herman ini justru mempekerjakan lansia yang berusia 50 hingga 80 tahun sebagai tenaga kerja utama.
Bagi Fathor, tidak ada batasan usia untuk bekerja, selama jujur dan mau bekerja keras mereka berhak mendapat kesempatan.
“Tidak ada kriteria khusus. Selama mau kerja dan jujur, saya terima. Kebetulan yang banyak melamar memang para lansia,” ujar Fathor, Sabtu (8/11/2025).
Baca juga: DPRD Bondowoso Bentuk Pansus Bahas Raperda Perubahan PDAM Ijen Tirta Menjadi Perumda
Fleksibel dan Dekat Rumah
Para pekerja lansia tersebut menjalankan beragam tugas, mulai dari memotong kayu, memasang kawat, memaku, hingga mengangkut kotak cabai ke teras produksi. Mereka bekerja dengan sistem waktu yang fleksibel.
“Kalau mau istirahat, salat, makan, atau mandi bisa bergantian. Rumah mereka juga dekat sini,” kata pria berusia 38 tahun tersebut.
Usaha didirikan Fathor sejak 2018 lalu. Awalnya, Fathor membuat kotak berdasarkan pesanan teman. Namun karena kualitasnya bagus dan tahan lama, permintaan meningkat pesat.
Baca juga: Ratusan Pelajar Ngevlog di Museum Terbuka Megalitik Bondowoso
“Dulu cuma buat puluhan kotak. Sekarang sehari bisa kirim 200 kotak ke Jember, Bondowoso, dan Situbondo,” kata ayah empat anak tersebut.
Kotak buatannya berukuran 60x42x40 cm, mampu menampung 30 kilogram cabai, dan dijual seharga Rp 15.000 per kotak.
Dari penjualan harian sekitar 200 kotak, omzet Fathor bisa mencapai Rp3 juta per malam.
“Awal dulu teman nyuruh saya buat kotak, dan ternyata cocok sampai sekarang,” tuturnya.
Gunakan Kayu Lokal
Bahan baku kotak berasal dari kayu Nangka dan Mahoni yang dikirim langsung dari di Desa Alas Sumur, Bondowoso, ke tempat usahanya dalam jumlah 1–3 pikap tiap pengiriman.
Salah satu pekerja, Sanidan, mengaku senang masih bisa bekerja di usia tua.
Lansia berusia 80 tahun itu mengatakan, anaknya sempat melarang karena khawatir kondisi fisiknya, namun ia merasa lebih sehat saat tetap aktif.
Baca juga: Polres Bondowoso Selidiki Pengrusakan 20 Ribu Pohon Kopi PTPN
“Badan pengen gerak. Kalau cuma duduk, tidur itu tak enak,” ujarnya.
Hasil kerjanya dia gunakan untuk membeli kebutuhan pribadi dan memberi cucunya uang saku.
“Kalau pengen-pengen itu, enak langsung beli. Kasih ke cucu juga,” katanya.
(TribunJatimTimur.com)
| DPRD Bondowoso Bentuk Pansus Bahas Raperda Perubahan PDAM Ijen Tirta Menjadi Perumda |
|
|---|
| Harga Pupuk Subsidi Turun 20 Persen, Menko Zulhas Tinjau Distribusi di Bondowoso |
|
|---|
| Multaqa di Bondowoso, Menko Zulhas Ajak Ulama Bersatu Wujudkan Swasembada Pangan |
|
|---|
| Sudah Keluar Uang Banyak, Kelompok Ternak Bondowoso Kecewa Bantuan Tak Kunjung Turun |
|
|---|
| Perhutani dan Kejari Bondowoso, Serahkan Perjanjian Kerjasama untuk 48 Petani Garap Lahan 10 Hektare |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim-timur/foto/bank/originals/LANSIA-Pemilik-usaha-pembuatan-kotak-cabai-Fathor-Herman.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.