Berita Pasuruan
14 Tahun Jaga Konsistensi Sobo Alas untuk Menanam Pohon di Lereng Welirang
Gerakan sobo alas untuk menanam pohon terus dilakukan oleh komunitas Grojogan Sewu, dan kali ini menanam pohon di lereng Welirang
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Ratusan orang terlibat dalam penanaman pohon secara serentak di lereng Gunung Welirang bersama Yayasan Grojogan Sewu, Selasa (10/1/2023) pagi.
Ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan Yayasan Grojogan Sewu sejak 14 tahun yang lalu. Tujuannya, untuk melestarikan alam. Kegiatan tersebut digelar di Hari Gerakan Satu Juta Pohon, yang diperingati setiap tanggal 10 Januari
Pembina Yayasan Grojogan Sewu Joko Cahyono mengatakan, ini adalah kegiatan rutin sejak 14 tahun yang lalu yayasan ini didirikan.
Menurutnya, kegiatan ini fokus dalam reboisasi atau penanaman kembali pohon di lahan - lahan yang rusak atau tidak produktif selama ini
“Mari kita terus kayuh semangatnya untuk terus melakukan kegiatan penanaman rutin segiap tahunnya, utamanya penanaman pohon di lereng Welirang,” katanya.
Ia bangga karena yayasan ini sudah mencapai generasi kedua dan ketiga tapi tetap menjaga konsistensinya menjaga alam Pasuruan.
“Semoga kegiatan sobo alas sambil menanam pohon ini bisa terjaga sampai kapanpun, agar alam terjaga dan Pasuruan terhindar dari bencana,” jelasnya.
Kegiatan ini diikuti segala elemen masyarakat. Mulai sesepuh, tokoh masyarakat di Lereng Welirang, anak - anak muda dari segala komunitas.
Di antaranya sejumlah pelajar dari beberapa sekolah di kawasan Prigen, ada juga mahasiswa, pecinta alam, hingga perusahaan juga terlibat dalam kegiatan ini.
Mereka diberangkatkan hari ini dan akan melakukan konservasi besok hari. Rombongan melakukan reboisasi sekaligus menikmati alam.
Kasi pengembangan dan perencanaan Tahura R Soerjo Devi menyampaikan terima kasih kepada yayasan atas kegiatan pengkayaan dan penyulaman pohon di Pondokan Welirang.
Menurutnya, pihaknya sangat mensupport kegiatan ini. Dia menyebut, Tahura R Soerjo juga sangat terbantu dengan kegiatan penanaman pihon seperti ini.
Dia menjelaskan, Tahura R Soerjo itu adalah kawasan konservasi dengan luas lahan yang mencapai 27 ribu hektar. Itu adalah harapan terakhir untuk menjaga iklim.
“Pasuruan kawasan konservasinya yang paling besar. Air juga dari kawasan hutan. Sehingga perlu ada langkah konkret untuk menjaga kawasan ini,” jelasnya.
Disampaikan dia, Tahun 2019, pernah ada kebakaran hebat yang terjadi di kawasan Welirang. Saat itu, tiga hektar lahan habis akibat kebakaran.
“Maka dari itu, perlu ada penanaman pohon. Apalagi, tahun ini, diprediksi musim kemarau akan terjadi lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya,” urainya.
Dia juga berharap, perusahaan bisa seperti bola salju. Artinya, besaran jumlah pohon yang ditanam bisa semakin banyak setiap tahunnya.
HR Club Pasuruan Resmikan Website dan Berbagi Apresiasi di Gathering Ke 5 |
![]() |
---|
Forum Konsultasi Publik Dorong Transparansi Pembangunan Jalan dan Jembatan |
![]() |
---|
Sumur Bor di Jurangpelen Pasuruan Resmi Dibangun, Warga Akhirnya Bebas Krisis Air Bersih |
![]() |
---|
Gebyar Panutan Pajak Daerah 2025, Pemkab Pasuruan Apresiasi Wajib Pajak Teladan |
![]() |
---|
Pekan Raya Pasuruan 2025, UMKM, Budaya, dan Musik Meriahkan Hari Jadi Kabupaten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.