Berita Jember

Peduli Sesama, Umat Katolik Jember Jual Nasi Bungkus Rp 2000 Jelang Waktu Buka Puasa

WKRI Cabang Kartini Jember membuka warung murah selama Bulan Ramadan, menjelang waktu berbuka puasa, yakni dengan menjual nasi bungkus Rp 2.000

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Warung Kasih WKRI Cabang Kartini Jember yang menjual nasi bungkus murah selama Bulan Ramadan 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Warga Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Kartini Jember membuka warung murah, selama Bulan Ramadan 1444 Hijriyah. Warung murah itu bertajuk Warung Kasih WKRI Cabang Kartini Jember.

Para Wanita Katolik di Jember ini rupanya ingin berbagi kepada umat muslim, dengan cara menjual nasi bungkus murah seharga Rp 2.000 setiap sore sejak Pukul 16.30 WIB.

Terlihat, para pembeli silih berganti untuk menyerbu nasi bungkus murah yang dijual di Jalan Kartini depan Kantor Disnaker Jember, Senin (3/4/2023). Bahkan mereka ada yang membeli lebih dari satu bungkus.

Pantauan di lapangan, setiap kali memasuki adzan magrib, sekitar 200 nasi bungkus milik perempuan Katolik Jember ini ludes terjual.

Ketua WKRI Kartini Cabang Jember Elucia Francisca Elly Krisnaningsih mengatakan, kegiatan tersebut telah dilakukan sejak dulu setiap Bulan Ramadan. Kegiatan itu sudah berlangsung selama 21 tahun.

Menurutnya, kegiatan tersebut bermula merasa kasihan kepada umat Muslim, yang tidak bisa pulang saat waktu buka puasa. Mereka tidak bisa pulang tepat waktu, kata dia, karena berbagai persoalannya.

"Karena rumahnya jauh atau masalah lain. Sehingga kami berinisiatif buka warung murah ini, bagi mereka yang membutuhkan," tutur Elly, Selasa (4/4/2023).


Elly mengaku sengaja tidak memberikan nasi bungus tersebut secara gratis. Sebab, jika hal tersebut dilakukan, akan membuat menyinggung perasaan penerima manfaat.

"Karena kami menghargai orang kan, karena biar bagaimana pun orang masih punya harga diri. Kalau diberi secara cuma-cuma, mungkin mereka bisa tersinggung atau bagaimana," paparnya.

Baca juga: Kepastian Paulo Victor Bertahan, Aji Santoso Beri Kode untuk Penyerang Asing Persebaya

"Belum lagi nanti ada yang menyalahgunakan, dengan cara dijual lagi. Jadinya hal tersebut kami hindari," imbuhnya.

200 bungkus nasi seharga Rp 2.000 per bungkus tersebut, kata Elly, isinya bermacam-macam. Ada yang lauknya ayam, ikan tongkol dan telur.

"Kemudian ada tambahan tahu dan tempe, kemudian sayur. Telurnya didadar, ayamnya disuwir, ada sayur lodeh dan air mineral," katanya.

Elly menegaskan setiap konsumen dibatasi jumlah pembeliannya. Kata dia, tidak boleh membawa lebih dari 10 bungkus.

"Soalnya tahun lalu ada yang beli banyak di sini, kemudian dijual lagi ke orang lain. Jadinya kami batasi hanya 10 bungkus, karena kalau ini dijual Rp 5.000 saja mereka masih untung," katanya.


Sebenarnya penjualan nasi bungkus murah ini, kata dia, bukan untuk umat Muslim saja, tetapi bagi sesama manusia. Sebab target utama pembagian makanan ini untuk orang yang membutuhkan.

"Dan kenapa kami buka saat Ramadan saja, karena di bulan ini kan semua orang butuh makan secara serentak (waktu buka puasa), jadi banyak yang mau. Kalau hari biasa kan, kan kadang ada yang sudah makan ada yang belum, jadi gak serentak makannya," kata Elly.

Elly juga mengungkapkan pengadaan nasi murah ini, tentu anggaranya berasal dari iuran anggota gereja, ada juga donatur dari agama lain.

"Jadi ada juga dari Agama Hindu, Budha dan Islam memberi sumbangan kepada kami dalam mendukung kegiatan sosial ini," katanya.

Pengadaan nasi bungkus murah ini, kata Elly dikerjakan secara tim dari perempuan Katolik. Bahkan persiapan mereka dilakukan sejak Pukul 11.00 WIB.

"Jadi ada bagian masak, itu mulainya Pukul 11.00 WIB. Kemudian ada bagian membungkus biasanya mulai pukul 15.30, nanti kalau sudah ada 100 bungkus nasi baru di jual, kisaran Pukul 16.30 an lah," paparnya.

Selama Ramadan, warung murah perempuan Katolik buka setiap hari Sanin hingga Kamis sore.

"Karena Jumat, Sabtu, Minggu libur, teman-teman ada kegiatan ibadah di gereja" paparnya.

Baca juga: Ekonomi Jember Tumbuh Tahun 2022, Tertinggi se-Wilayah Tapal Kuda

Menanggapi hal tersebut, Slamet Surojo seorang pembeli warung umat Katolik Jember ini mengaku, adanya nasi bungkus murah tersebut sangat bermanfaat bagi kalangan masyarakat ekonomi kelas bawah.

"Kalau di warung biasanya harganya Rp 10.000, kalau disini cuma Rp 2.000, jadi sangat bermanfaat sekali," tanggalnya sambil menunjukan tiga nasi bungkus yang dia beli.

Pria yang bekerja sebagai juru parkir ini mengungkapkan sudah lima tahun berlangganan nasi bungkus murah tersebut saat Ramadan.

"Pokok setiap Ramadan, saya selalu beli. Saya berharap kegiatan ini bisa berlanjut setiap bulan puasa, jadi saya tidak perlu kemana mana untuk cari makan untuk buka puasa," papar Slamet.


(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved