Berita Jember

Dua Buruh Perkebunan Ditemukan Tewas Hanyut dan Terbawa Arus Sungai Katu Jember

Polisi dan Warga akhirnya menemukan jasad Saninten (77) dan Jumani (68) yang hanyut di Sungai Katu Desa Pakis, Kecamatan Panti,Jember.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatim-Timur.com/Polsek Panti
Jasad Buruh Perkebunan usai hanyut di Sungai Katu Desa Pakis Kecamatan Panti Jember 

TRINBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Polisi dan Warga akhirnya menemukan jasad Saninten (77) dan Jumani (68) yang hanyut di Sungai Katu Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember , Kamis (13/4/2023) sekitar pukul 10.00 wib.

Tubuh Saninten ditemukan pada 09.30 wib, sementara Jumani pada pukul 10.00 wib. Kedua buruh perkebunan ini ditemukan di aliran sungai Dusun Gebang Langkap, Desa/ Kecamatan Panti Jember dengan kondisi tidak bernyawa.

Kapolsek Panti Iptu Lilik Sukoco melalui melalui Kanit Reskrim Polsek Panti Aipda Benny Wocaksono awalnya korban bersama dua orang saksi yang bernam Mursid dan Emila berjalan kaki untuk berangkat kerja di Perkebunan Kedaton pada pukul 04.30 wib dini hari tadi .

"Setelah sampai di tempat kerja korban dan saksi, diminta pulang oleh mandor perkebunan, karena cuaca oleh mandor perkebunan di persilahkan untuk pulang karena cuaca hujan," ujarnya.

Baca juga: Bungkusan Takjil Isi Sabu Gagal Masuk Lapas Kelas I Malang, Kanwil Kemenkumham Jatim Beri Apresiasi

Menurutnya, saat perjalan pulang dari kebun, korban dan saksi harus melewati menyebrangi Sungai Katu Dusun Tajek utara Desa Pakis Kecamatan Panti Jember, yang saat itu airnya cukup deras akibat hujan.

"Saat saksi dan korban berpegangan tersebut, tangan korban terlepas dari saksi , sehingga korban hanyut terbawa arus air sungai katu sedangkan dua orang saksi selamat," kata Benny.

Setelah berhasil ditemukan, Benny mengatakan pihak keluarga korban menolak tawaran autopsi oleh kepolisian. Kata dia. mereka menerima peristiwa itu dengan ikhlas.

Baca juga: Polres Situbondo Sita 51.64 Gram Sabu dan 12.577 Pil Trax Selama Dua Bulan

"Keluarga korban menganggap kejadian tersebut adalah takdir dan musibah serta tertuang dalam surat penolakan autopsi oleh keluarga," paparnya.

Benny memaparkan setiap hari korban dan saksi bekerja sebagai buruh perkebunan. Bahkan mereka berangkat dengan jalan kaki dari rumah ke tempat kerja.

"Hanya saja pada saat hendak pulang dan menyebrangi sungai Katu tersebut 4 orang sempat saling berpegangan untuk bisa menyebrang dan melewati sungai, namun kondisi air sungai sangat deras dikarenakan hujan, membuat korban terbawa arus," katanya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved