Berita Banyuwangi

Sempat Menghubungi Keluarga, PMI asal Banyuwangi Mengaku Dipaksa Kerja Jadi Scamer

Dua PMI Banyuwangi yang mengaku disiksa dan ditipu di perbatasan Myanmar-Thailand sempat menghubungi keluarga sebelum kasusnya viral di media sosial.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Aflahul Abidin
Potongan video berisi pengakuan WNI yang disiksa di perbatasan Myanmar-Thailand. 

Dalam video itu, mereka mengaku ditipu oleh agan. Selama bekerja di sana, mereka mengaku disiksa secara tak manusiawi.

Baca juga: Teka-teki Pemain Asing Baru Kedua setelah Gustavo Almeida, Pemain Brasil Lebih dekat ke Arema FC

"Saya mau minta tolong kepada Bapak Jokowi yang terhormat, saya di sini disiksa secara tidak manusiawi dan diintimidasi. Tolong saya, Pak, supaya segera dipulangkan," kata pria yang mengaku bernama Ahmad Sugianto asal Banyuwangi.

Video tersebut diunggah pada dua hari lalu, atau Senin (22/5/2023). Selain pria yang mengaku bernama Subianto itu, beberapa video menunjukkan pengakuan dari WNI lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Koordinator Pos Pelayanan Perlidungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi Fery Meryanto mengaku telah melihat video viral tersebut. Ia mengatakan, P4MI telah berkoordinasi dengan BP3MI Surabaya dan KBRI Myanmar terkait informasi tersebut.

Hingga saat ini, P4MI belum menerima laporan dari keluarga para WNI yang videonya viral itu. Hanya saja, salah satunya telah teridentifikasi alamatnya berdasarkan penelusuran bersama aparat setempat.

"Satu orang sudah tahu alamatnya, di Kecamatan Srono," kata dia.

Baca juga: Diduga Karena Serangan Jantung, Satu Jemaah Haji Asal Demak Meninggal Dunia


Pada awal Mei 2023, pemerintah berhasil membebaskan 20 WNI korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Perbatasan Myanmar-Thailand. Fery memastikan, orang-orang yang berada dalam video viral bukan bagian dari mereka yang telah dibebaskan sebelumnya.

"Yang kejadian itu, tidak ada warga Banyuwangi dan Jember. Kebanyakan dari Sumatera," tambahnya.

Dari rekaman video yang beredar, ia menduga ada kemiripan antara kasus yang terjadi saat saat ini dengan kejadian sebelumnya. Sebab, lokasi kejadian sama-sama berada di perbatasan Myanmar-Thailand.

"Sekarang masih dalam pelacakan," tambahnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur


(Aflahul Abidin/TribunJatimTimur.com)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved