Berita Banyuwangi

BREAKING NEWS : Usai Viral, PMI asal Banyuwangi di Perbatasan Myanmar-Thailand Tak Bisa Dihubungi

PMI asal Banyuwangi yang mengaku disiksa di perbatasan Thailand - Myanmar kini tidak bisa dihubungi usai viral

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Aflahul Abidin
Keluarga Ilyas dan Sugiantoro di rumahnya di Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Banyuwangi. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BANYUWANGI - Keluarga Muhammad Ilyas dan Ahmad Sugiantoro, dua pekerja migran Indonesia (PMI) yang mengaku ditipu dan disiksa di perbatasan Myanmar-Thailand, sudah tak bisa mengubungi anggota keluarganya itu sejak videonya viral.

Sebelumnya, keluarga mengaku intens berkomunikasi dengan dua korban tersebut.

Ilyas dan Sugiantoro merupakan tetangga, sekaligus kerabat. Mereka tinggal di Desa Wonosobo, Kecamatan Srono. Istri Ilyas adalah sepupu Sugiantoro. Mereka bersama-sama berangkat ke luar negeri pada Oktober 2023 dengan iming-iming kerja mudah dan gaji Rp 10 juta per bulan.

Iming-iming itu disampaikan oleh dua orang perekrut yang juga merupakan warga Banyuwangi.

Istri Ilyas, Dina Mardiana mengatakan, terakhir berhubungan dengan suaminya pada Rabu (24/5/2023) pagi. Saat itu, sang suami meninggalkan pesan bahwa akan menghubungi Dina dengan nomor telepon lain milik temannya.

Namun, kabar terbaru soal sang suami belum juga diterima oleh Dina.

Sebelum kasusnya viral di media sosial TikTok, Ilyas hampir setiap hari menelepon sang istri.

"Pagi, sore, dan malam," kata dia.

Jadwal teleponnya pun tertib. Setiap Pukul 09.00 WIB, 17.00 WIB, dan malam hari. Durasi telepon saat malam hari bisa berjam-jam.

Baca juga: Setelah 4 Tahun, Pemkab Jember Akhirnya Raih Opini Laporan Keuangan WTP dari BPK


Dalam obrolannya sehari-hari, Ilyas tak pernah bercerita soal apa yang ia alami di negeri orang. Ia lebih sering menanyakan kabar Dina dan kondisi sang anak.


Dina justru mengetahui bahwa suaminya ditipu dan disiksa dari kabar yang beredar di media sosial. Ia menduga, suaminya tak bercerita sebab tak ingin istri dan anaknya khawatir.


Cerita serupa disampaikan Sumini, ibu kandung Sugiantoro. Sumini mengaku terakhir berkomunikasi dengan anaknya pada Rabu malam. Saat itu, video Sugiantoro, Ilyas, dan PMI lain sudah viral.


Sumini mendapat cerita bahwa Ilyas dan teman-temannya sekamar baru saja disidang oleh manajemen tempat mereka bekerja. Telepon genggam mereka bakal disita.


"Katanya juga didenda Rp 22 juta akibat kejadian itu," kata dia.

Sumini tak pernah mengetahui pasti pekerjaan anak dan keponakannya di perantauan. Sugiantoro dan Ilyas hanya bercerita bahwa pekerjaan mereka adalah menghadap komputer. Belakangan diduga mereka dipekerjakan sebagai scamer.


Sumini berharap, anak dan keponakannya itu bisa segera dipulangkan secara selamat.

Diberitakan sebelumnya, video berisi pengakuan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di perbatasan Myanmar-Thailand disiksa viral di media sosial TikTok.


Video yang diunggah oleh pemilik akun @andreasrichardo8 itu berisi pengakuan beberapa WNI asal berbagai daerah di Indonesia. Empat orang dalam video mengaku dari Banyuwangi dan Jember.


Dalam video itu, mereka mengaku ditipu oleh agan. Selama bekerja di sana, mereka mengaku disiksa secara tak manusiawi.


"Saya mau minta tolong kepada Bapak Jokowi yang terhormat, saya di sini disiksa secara tidak manusiawi dan diintimidasi. Tolong saya, Pak, supaya segera dipulangkan," kata pria yang mengaku bernama Ahmad Sugianto asal Banyuwangi.


Video tersebut diunggah pada dua hari lalu, atau Senin (22/5/2023). Selain pria yang mengaku bernama Subianto itu, beberapa video menunjukkan pengakuan dari WNI lainnya.


Menanggapi hal tersebut, Koordinator Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi Fery Meryanto mengaku telah melihat video viral tersebut. Ia mengatakan, P4MI telah berkoordinasi dengan BP3MI Surabaya dan KBRI Myanmar terkait informasi tersebut.


Hingga saat ini, P4MI belum menerima laporan dari keluarga para WNI yang videonya viral itu. Hanya saja, salah satunya telah teridentifikasi alamatnya berdasarkan penelusuran bersama aparat setempat.


"Satu orang sudah tahu alamatnya, di Kecamatan Srono," kata dia.


Pada awal Mei 2023, pemerintah berhasil membebaskan 20 WNI korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Perbatasan Myanmar-Thailand. Fery memastikan, orang-orang yang berada dalam video viral bukan bagian dari mereka yang telah dibebaskan sebelumnya.


"Yang kejadian itu, tidak ada warga Banyuwangi dan Jember. Kebanyakan dari Sumatera," tambahnya.


Dari rekaman video yang beredar, ia menduga ada kemiripan antara kasus yang terjadi saat saat ini dengan kejadian sebelumnya. Sebab, lokasi kejadian sama-sama berada di perbatasan Myanmar-Thailand.


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Alfhul Abidin/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved