Berita Probolinggo

Teh Kemasan Kedaluwarsa Yang Bikin Siswa di Kota Probolinggo Keracunan Mengandung Nitrit

Hasil uji sampel teh kemasan yang diduga kuat menyebabkan 20 siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tahfidz Bintangku, keracunan, telah keluar.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Danendra Kusuma
Belasan siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tahfidz Bintangku, Kota Probolinggo, tengah dirawat di IGD Dr. Mohamad Saleh karena keracunan minuman teh kemasan, Jumat (12/5/2023). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Probolinggo - Hasil uji sampel teh kemasan yang diduga kuat menyebabkan 20 siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tahfidz Bintangku, keracunan, telah keluar.

Di dalam sampel teh kemasan itu ditemukan kandungan nitrit.

Sampel teh kemasan tersebut diuji di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati mengatakan kandungan nitrit yang ditemukan pada sampel teh kemasan sebesar 0,0003 miligram.

Nitrit sendiri merupakan pengawet yang mencegah kerusakan makanan dan penghambat pertumbuhan mikroba.

Senyawa kimia tersebut juga bersifat toksik atau beracunan bila jumlahnya melebihi ambang batas.

Sementara berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 492 Tahun 2010 batas kadar nitrit pada minuman kemasan berada di angka 3 miligram/liter dan SNI 3553 2015, yakni 0,1 miligram.

Baca juga: Kepastian Eks Kiper Persija Gabung Arema FC, Bakal Jadi Pengganti Sosok Adilson Maringa?

"Kadar nitrat pada sampel teh kemasan ini terbilang negatif atau minimum di angka 0,0003 miligram. Namun, karena teh kemasan kedaluwarsa, senyawa yang ada menjadi bereaksi dan terakumulasi dalam tubuh hingga memicu keracunan. Untuk bakteri tidak ditemukan," katanya kepada TribunJatim-Timur.com, Rabu (7/6/2023).

Dia menjelaskan hasil uji laboratorium ini tidak diserahkan ke pihak kepolisian untuk pijakan dalam menentukan tahap penanganan kasus keracunan selanjutnya.

Sebab, dia menilai peristiwa keracunan ini tidak terjadi akibat faktor kesengajaan.

Baca juga: Perburuan Pemain Baru Persebaya Masih Berlanjut, Wonderkid Persija Jadi Target Bajol Ijo Selanjutnya

"Tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini. Kami lebih mengutamakan pembinaan. Kami sudah melakukan pembinaan penjual teh kemasan. Selain itu, juga orang tua yang memberi teh kemasan kepada siswa. Kami juga menggelar sidak beberapa jam pasca peristiwa keracunan," paparnya.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa kembali terulang, dia mengimbau kepada konsumen agar lebih awas mengecek tanggal kedaluwarsa produk yang hendak dibeli.

Sementara untuk penjual harus punya catatan tanggal kedaluarasa tiap produk.

"Beberapa jam pasca peristiwa keracunan kami langsung melakukan sidak ke penjual teh kemasan itu. Hasil sidak, kami tak menemukan teh kemasan serta produk lain yang kedaluwarsa di dalam toko. Surat teguran pun sudah kami berikan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 20 siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tahfidz Bintangku, Jalan Bengawan Solo, Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedepok, Kota Probolinggo, mengalami keracunan usai meneguk produk teh kemasan, Jumat (12/5/2023) sekira pukul 09.30 WIB.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved