Berita Jember
Darurat Tanah Pemakaman Umat Kristiani di Jember, Area Parkir Jadi Liang Lahat
Lahan pemakaman Kristen di Jember mengalami kritis, dari hitung-hitungan, hanya tersisa bagi 60an liang lahat untuk empat bulan ke depan
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Umat Kristiani di Jember, mengeluhkan keberadaan lahan pemakaman kian menyusut.
Lahan pemakaman umat Kristiani di Jalan Teratai Kecamatan Kaliwates Jember seluas 6000 meter persegi sudah penuh. Bahkan para pengurus gereja terpaksa menggunakan lahan parkir menjadi tempat penguburan mayat baru.
Ketua Pengurus Musyawarah Antar Gereja (MAG) Jember Ignatus Sumarwiadi menuturkan lahan parkiran pemakaman yang tersisa, hanya cukup untuk menampung 55 hingga 60 liang lahat.
"Sekitar 60 lubang, kalau kami prediksi dalam dua hari sekali, ada satu orang Kristen atau Katolik yang meninggal dunia, satu bulan berarti ada 15 orang yang tertampung," katanya, Jumat (16/6/2023).
Berdasarkan analisa sederhana tersebut, lahan parkir pemakaman yang kini digunakan untuk mengubur umat Kritisani, hanya cukup untuk tiga hingga empat bulan.
"Kalau kapasitas tersedia, 50 hingga 60 lubang, dalam kurun waktu tiga sampai empat bulan itu akan habis. Karena memang tanah pemakaman ini, untuk menampung jamaat dari semua kecamatan di Jember," kata pendeta yang akrab disapa Sumarwi ini.
"Baik jamaat dari Curahnongko maupun Sumberjambe, bisa di makamkan di Kaliwates karena tanah makan ini pemberian dari pemerintah daerah," imbuhnya.
Baca juga: LPBH NU Berharap Polres Lumajang Berantas Sindikat Pengiriman TKI Ilegal di Lumajang
Tanah pemakaman pemberian Pemkab Jember sejak tahun 2005 ini, kata Sumarwi, bukan hanya untuk mengubur jenazah umat Kristen saja. Tetapi juga umat agama lain yang masih minoritas.
"Ada juga disitu orang Budha, orang Konghucu juga ada. Memang kami terbuka terhadap orang di luar Kristen dan Katolik. Selama mengikuti ketentuan, seperti melapor dengan baik, identitasnya jelas dan keluarga jenazah tersebut bisa dikonfirmasi," ungkapnya.
Kedaruratan lahan pemakaman ini, membuat para jamaat semakin resah. Bahkan, kata Sumarwi, sebagian dari mereka ada yang menanyakan, akan dikubur di mana jika meninggal dunia nanti.
"Kegelisahan tersebut disampaikan kepada kami, dan kami juga sudah berkirim surat kepada Bupati. Serta kami juga berkomunikasi kepada pihak terkait," ulasnya.
Memang, kata dia, ada tempat pemakanan umat Kristen yang masih ada, seperti di Desa Rejoagung Semboro, Tanggul dan Ambulu. Namun, itu milik paguyuban.
"Katakanlah mereka dulu urunan untuk membeli lahan pemakaman tersebut. Tetapi kalau tidak jadi anggota mereka, ya tidak bisa dimakamkan disitu. Kalaupun bisa dimakamkan di situ pasti itu harus beli," ucapnya.
Kalau beli di luar areal pemakaman Kristen milik Pemerintah Daerah Jember, lanjutnya, harganya bisa mencapai Rp 15 juta untuk peti jenazah dan tanahnya.
Baca juga: Kecelakaan Beruntun Libatkan Tiga Sepeda Motor di Jalan PB Sudirman Jember
"Tetapi kalau di pemakaman Kristen milik pemerintah daerah, cukup bayar Rp 800.000. Untuk biaya gali dan penutupannya," jlentrehnya.
Tambak Udang Tak Punya Izin Tapi Panen 14 Kali, Buang Limbah ke Sungai dan Pasang Pipa Laut Ilegal |
![]() |
---|
Gandakan Kunci Saat Ajari Korban Mengemudi, Dua Pria Curi Mobil di Jember |
![]() |
---|
Harga Daging Ayam di Jember Naik, Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli |
![]() |
---|
Jalan Terjal dan Banyak Rumah Tak Teraliri Listrik, Warga Mulyorejo Jember Minta Pemerintah Hadir |
![]() |
---|
Dalam Sehari, Tiga Rumah di Jember Ambruk dan Terbakar Akibat Hujan dan Angin Kencang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.