Krisis Air Bersih

Ratusan Warga Empat  Desa Terdampak Krisis Air Bersih di Situbondo Dapat Bantuan Jeriken

Warga di empat desa di Situbondo yang terdampak krisis air bersih mendapatkan bantuan jeriken dari pemerintah provinsi

Penulis: Izi Hartono | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Izi Hartono
Bupati Situbondo Karna Suswandi saat menyerahkan secara simbolis bantuan jeriken untuk warga empat desa di Situbondo. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SITUBONDO - Ratusan warga di empat desa yang terdampak kekeringan atau krisis air bersih di Kabupaten Situbondo, mendapat bantuan jeriken.

Bantuan jeriken dari BPBD Propinsi Jawa Timur itu diserahkan langsung oleh Bupati Situbondo Karna Suswandi melalui kepala desa dan camat di Pendopo Kabupaten.

Warga desa penerima bantuan jeriken itu, yakni Desa Sumberanyar Kecamatan Banyuputih, Desa Jatisari Kecamatan Arjasa, Desa Gunung Putri Kecamatan Suboh, serta Desa Silomukti Kecamatan Mlandingan.

"Masing masing desa mendapatkan sebanyak 50 jeriken dengan kapasitan 20 liter," ujar Sruwi, Kepala Pelaksana BPBD Situbondo.

Tujuan pemberian bantuan jeriken itu, kata Sruwi, untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat saat mengambil air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

"Yang biasanya mengambil air memakai menggunakan timba,  maka sekarang warga bisa mengunakan jeriken dan jumlah cukup banyak," kata Sruwi.

Sebelumnya pada bulan Pebruari 2023, lanjutnya, pihaknya telah menyerahkan bantuan dari propinsi sebanyak 141 jeriken bagi warga Dusun Polay dan Dusun Ampenang, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa.

"Selain itu propinsi juga memberikan bantuan tandon air ke Desa Sumber Anyar dan Desa Gunung Putri serta Desa Jatisari," jelasnya.

Baca juga: Mobil Mikrolet Berpenumpang Seorang Emak Nyungsep di Selokan Jalan A Yani Surabaya

Saat ditanya desa yang rawan kekerinhan atau krisi air bersih, Sruwi menjelaskan, sejauh ini masih ada enam dusun yang tersebar di tiga desa.

"Tapi dusun itu semuanya sudah teratasinya," tukasnya.

Kalaksa meminta kesadaran masyatakat, agar menjaga dan merawat  jaringan perpipaan, karena air yang disalurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Biasanya kalau sudah ada air, pipanya yang tidak dijaga dan dirawat. Misalnya ada kebocoran, pecah dan rusak segera diperbaki," katanya.

Terkait program Pamsimas, Sruwi mengatakan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti, karena itu ranahnya Dinas PUPR Pemkab Situbondo.

"Kemarin sudah yang diperbaiki atau diganti, dari menggunakan mesin desel dirubah menjadi tenaga listrik," pungkasnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Izi Hartono/TribunJatimTimur.com)

 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved