Berita Jember

Cegah Perkawinan Anak, Enam Sekolah di Jember Jadi Sekolah Model Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Enam sekolah di Jember jadi mendapatkan program pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas, tujuannya mencegah perkawinan anak

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sri Wahyunik
Kegiatan program pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas di salah satu sekolah model di Kecamatan Silo, Jember 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Enam sekolah di dua kecamatan di Kabupaten Jember menjadi sekolah model (piloting) program pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas (PKRS). Mereka berada di Kecamatan Silo, dan Ledokombo.

Keenam sekolah itu adalah SMPN 1 Ledokombo, SMPN 3 Ledokombo, SMPN 1 Silo, SMP Al Falah Silo, MTs Tarbiyatul Ihsan Silo, dan MTs Nurul Manan Ledokombo.

Perkumpulan SuaR Indonesia bekerjasama dengan Rutgers Indonesia yang mengembangkan program tersebut, kepada siswa SMP/MTs di dua kecamatan itu.

"Kami mengorganisir program ini sejak Tahun 2022. Dan Tahun ini, kami lakukan di enam sekolah," ujar Project Officer Perkumpulan SuaR Indonesia Budiman Widyanarko, Sabtu (22/7/2023).

Murid di enam sekolah itu mendapatkan pelajaran tentang PKRS dari guru pendamping SETARA (Semangat Dunia Remaja).

"Siswa sebagai penerima manfaat program didukung dengan guru pendamping SETARA, manajemen sekolah dan pondok, layanan kesehatan Puskesmas, Muspika, DP3AKB, Kemenag, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) serta pelibatan media massa," imbuhnya.

Budiman menambahkan, ada tiga target dalam program PKRS di sekolah yani pencegahan pernikahan anak, kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja, juga kekerasan berbasis gender.

"Itu merupakan tiga isu yang kami bawa untuk penguatan remaja atau power to youth ini. Terutama untuk pencegahan perkawinan anak, karena di Jember ini masih banyak terjadi. Kami mengajak para siswa di sekolah piloting menjadi teman sebaya, bagi teman mereka untuk sama-sama mencegah terjadinya perkawinan anak ini," tegas Budiman.

Hingga tahun kedua berjalan, lanjutnya, mulai nampak ada perkembangan baik. Dia mencontohkan di salah satu sekolah yang kini tidak ditemukan lagi kasus pernikahan anak, selama satu tahun terakhir. Meskipun sekolah itu berada di wilayah yang dikenal dengan angka perkawinan anaknya di Jember.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved