Banjir Lahar Semeru

Dampak Banjir Lahar Semeru Masih Terasa, Sumur Warga Kering

Luapan banjir lahar dingin menggerus dinding-dinding permukaan sungai.Fenomena tersebut diduga turut membuat sumur-sumur warga kering.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Erwin Wicaksono
Sumur-sumur warga di Dusun Cerme Kulon, Desa Jatisari Kecamatan Tempeh kering 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Dampak banjir lahar dingin Semeru masih terasa hingga kini. Sumur-sumur warga di Dusun Cerme Kulon, Desa Jatisari Kecamatan Tempeh, kering lantaran luapan banjir lahar dingin menggerus dinding-dinding permukaan sungai.

Fenomena tersebut diduga turut membuat sumur-sumur warga kering.

"Sebelumnya, desa ini memiliki kecukupan air, karena air bawah tanah dan permukaan sungainnya masih normal. Begitu banjir, air permukaannya turun jadi sungainya sekarang kering," beber Bupati Lumajang, Thoriqul Haq ketika dikonfirmasi Minggu (20/8/2023).

Baca juga: Ramalan Zodiak 12 Bintang, Minggu 20 Agustus 2023: Taurus Kurang Beruntung, Libra Harus Bersabar

Thoriq menginstuksikan kepada BPBD Kabupaten Lumajang agar terus mendistribusikan air bersih untuk membantu kebutuhan warga.

Warga sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Di antaranya mandi, minum dan memasak.

Cak Thoriq juga menyarakan langkah alternatif perihal pemenuhan kebutuhan air bersih saat berdiskusi bersama para warga, salah satunya melalui pemasangan meteran PDAM.

Menurutnya, pemesangan meteran itu nantinya akan menggunakan sistem Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dengan tujuan untuk meringankan biaya pemasangan bagi warga.

Baca juga: Hanya Dalam Waktu Kurang dari 10 Menit, Kolaborasi JKT48 dan Erigo di Shopee Live Raup Rp5 Miliar

"Pemasangan meteran PDAM ini tentu kalau harga normal mahal, oleh karena itu Perumdam Tirta Mahameru saya minta memakai sistem MBR, itu separuh harga, dari satu juta menjadi Rp500 ribu, dan Rp500 ribu itu, saya minta Baznas untuk membantu separuhnya. Sehingga masyarakat hanya membayar Rp250 ribu," terang dia.

Hal itu juga disambut baik oleh para warga yang mengalami krisis air bersih.

Bupati berharap, langkah-lakang tersebut nantinya bisa mempercepat penyelesaian persoalan krisis air yang terjadi di Desa Jatisari.

"Itu beberapa langkah untuk dalam waktu tiga sampai empat hari ini bisa diselesaikan kekeringan di Jatisari," kata dia.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved