Hari Jadi Kota Probolinggo
Pawai Budaya Hadipro ke-664, Implementasi Pelestarian Budaya, Kerukunan, dan Ruang Kreasi Masyarakat
Para warga memadati sejumlah ruas jalan, terutama lokasi sentral acara di Jalan Panglima Sudirman Probolinggo.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Probolinggo - Pagelaran Pawai Budaya dalam rangkaian Hari Jadi Kota Probolinggo (Hadipro) ke-664, berlangsung meriah, Sabtu (9/9/2023) malam.
Para warga memadati sejumlah ruas jalan, terutama lokasi sentral acara di Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigara, Kota Probolinggo.
Dalam Pawai Budaya, puluhan peserta menampilkan beragam kesenian khas Kota Probolinggo, misalnya Jaran Bodag.
Ada pula kesenian dari daerah lain, seperti tari kipas, barongsai, dan reog Ponorogo. Iringan musik dug-dug yang atraktif menggema di lokasi.
Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin, jajaran Forkopimda, serta para tamu, kompak mengenakan pakaian adat Nusantara.
Baca juga: Gara-gara Obat Nyamuk Bakar, Kantin Green UIN Tulungagung Terbakar
Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan dirinya bersyukur dan bangga atas antusiasme warga yang datang maupun jadi peserta di perhelatan Pawai Budaya.
Para peserta memunculkan budaya lokal Kota Probolinggo yang dikenal Pandalungan.
Semua komponen mulai suku budaya agama tersaji di acara ini.
"Dalam perayaan Hari Jadi Kota Probolinggo, kita tunjukkan rasa kebersamaan yang telah terjalin selama ini," kata Habib mengenakan pakaian adat Aceh.
Habib Hadi melanjutkan acara ini menjadi momentum mempererat silaturahmi, menghargai, dan saling mendukung satu sama lain.
Ia berharap, masyarakat bisa lebih sadar dengan perbedaan yang ada.
Baca juga: Soundsystem Terbakar di Acara Karnaval Desa di Jember, Akibat Konsleting Diesel
"Perbedaan ini kita jadikan sebagai sumber kekuatan untuk menjaga persatuan serta kerukunan," jelasnya.
Dia mengungkapkan Pawai Budaya tak hanya sebagai ajang hiburan rakyat.
Pawai Budaya merupakan ruang berkreasi bagi seluruh masyarakat, tak terkecuali teman-teman disabilitas.
"Anak-anak luar biasa dan istimewa perwakilan Sekolah Luar Biasa (SLB) turut serta dalam pawai budaya. Mereka bagian dari saudara kita yang harus diberikan ruang. Mereka punya peran dan harapan besar untuk kemajuan Kota Probolinggo," ungkapnya.
Pawai Budaya diikuti 68 kontingen undangan kabupaten kota sekitar, OPD, kelurahan, sekolah, lembaga, dan kelompok masyakrat.
Rute Pawai Budaya mulai Jalan Panglima Sudirman, Jalan Gatot Subroto, Jalan Ahmad Yani, hingga Alun-alun Kota Probolinggo.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Danendra Kusuma/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.