Lifestyle

Tulola Kolaborasi Bareng Desainer Surabaya, Ekspresi Kecantikan Perempuan Lewat Busana dan Perhiasan

Tulola sebagai brand seni perhiasan dengan sekitar 80 pekerja perempuan menghadirkan pameran eksklusif berjudul Lilydina di de Soematra

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatim/Nurika Annisa
Kolaborasi Tulola dengan desainer Surabaya 

Tulola sendiri telah membuka retail di Tunjungan Surabaya, melengkapi ekspansi dari Bali dan Jakarta. Membawa semangat berkarya untuk melestarikan akar budaya Indonesia dengan berbagai koleksi menawan.

Sri Luce mengenalkan kalung dengan huruf sanskerta, salah satu kolaborasinya dengan Happy Salma. Kalung tersebut membawa histori sebelum penyebutan Nusantara.

Dalam kolaborasi antara perhiasan dan fesyen, ia mengatakan bahwa Tulola hadir tidak terlalu kontemporer juga tidak etnik atau tradisional. Sehingga dalam kolaborasi ini sangat memungkinkan desainer dalam mengeksplore gaya busana dengan perhiasan Tulola.

“Dalam proses kreatif kami berfokus pada edukasi dan keterampilan pengrajin, mungkin tahun depan kita mau fokus salah satu motif yang kami kembangkan dan riset jadi kita tidak terlalu ikuti fesyen tren,” ungkapnya.

Happy Salma mengaku, ia sangat terinspirasi dari kecantikan dan kultur perempuan di Surabaya. Hingga membuatnya tertarik mengadakan berbagai event di Surabaya.

Kota Pahlawan ini juga dinilai sebagai roda perekonomian sebuah brandnya. Energi dan ekspresi masyarakat Surabaya dalam memilih barang dinilai cukup unik, ibaratkan tidak suka pasaran dan condong ke limited edition.

“Kita selama ini sudah di Jakarta dan Bali, kalau belum di Surabaya kita rasa belum kuat secara brand dan market. Surabaya sangat lentur mau menerima pendatang, perbedaan, mereka mengapresiasi buatan tangan dan kerja keras orang. Energinya itu,” ungkapnya.

Surabaya menjadi kota kedua dari kolaborasi Tulola, setelah sebelumnya di Jakarta. Masih dengan konsep karya perhiasan mengandung unsur seni dan puisi dan berpadu dengan para perempuan dari berbagai latar belakang.

“Antusias dan literasi di Surabaya itu masih kuat, kalau kami percaya diri di Surabaya kami bisa beradaptasi di daerah manapun di Tanah Air. Karena Surabaya seperti roda ekonomi, menilik sejarah di masa lampau. Pengennya tidak hanya bisnis tapi pengalaman yang kaya,” ungkap Happy Salma.

Tak banyak menambahkan, desainer  Azza Dina mengungkapkan koleksi busana Lilydina dari ‘Kira-Kira’ membawa kesan cantik dan elegan. Busana-busana tersebut diperagakan oleh model maupun para puan pelanggan Tulola.

“Koleksi ini terinspirasi dari kolaborasi kami, yang mana kita bertiga ingin mempercantik wanita Indonesia dengan ke-khasan, kecantikannnya masing-masing dan dengan simple, kita bisa mix and match busana dan aksesoris yang menonjol,” ungkapnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Nurika Annisa/TribunJatimTimur.com)

 

 

 

 

 

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved