Berita Banyuwangi

BRILink Jadi Jembatan Kemandirian bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Banyuwangi

Sudah berbulan-bulan remaja yang akrab disapa Rafa itu membujuk Widha. Sinyal positif baru didapat setelah Widha merasa keinginan sang anak tak terben

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TribunJatim-Timur.com/Aflahul Abidin
Rafachel Javonqa Shinyara Wiguna (19) didampingi sang ibu, Widha Ratna Juwita (41), mengoperasikan mesin EDC BRI di rumahnya. 

"Ada juga tanaman di kebun, tapi (hasilnya) tidak seberapa," kata Widha.

Menjadi tulang punggung keluarga, Widha bekerja keras untuk memberi yang terbaik bagi sang anak. Itu pula yang membuatnya sempat menolak saat Rafa ingin menjadi bagian dari agen BRILink.

Rumah Rafa di Desa Kampung Anyar, Banyuwangi.
Rumah Rafa di Desa Kampung Anyar, Banyuwangi.

Setelah diyakinkan oleh sang anak, Widha akhirnya mendaftarkan diri sebagai agen BRILink. Operasional bisnis itu dijalankan sepenuhnya oleh sang anak.

"Sekarang saya bangga, selalu ingin menangis saat tahu Rafa bisa belajar mandiri," ujar Widha.

Sebenarnya, dengan berbagai keterbatasan, Rafa telah berkali-kali mencoba peruntungan untuk mencari rezeki. Ia pernah berjualan produk-produk titipan kenalan lewat aplikasi media sosial TikTok melalui fitur TikTok Shop.

Sebagai pengidap sindrom asperger, Rafa berbicara dengan intonasi yang kurang jelas. Hal itu sempat menjadikannya terlihat unik untuk menarik para pembeli.

Sayangnya, usaha itu harus tutup ketika pemerintah melarang aktivitas TikTok Shop pada Oktober lalu.

Baca juga: Rekomendasi Tiga Destinasi Wisata Trenggalek saat Libur Nataru, Hidden Gem yang Wajib Dikunjungi

Tak mudah juga bagi Rafa untuk bekerja di luar rumah. Widha sering tak tega untuk membiarkan anaknya beraktivitas di luar tanpa pendampingannya.

"Saya khawatir dengan keadaan anak saya," kata Widha.

Maka dari itu, menjadi agen BRILink merupakan jalan terbaik bagi Rafa untuk saat ini. Ia bisa beraktivitas, belajar bersosialisasi, dan menghasilkan rupiah tanpa meninggalkan rumah.

Meski demikian, menjadi agen BRILink dengan kondisinya tentu tak mudah bagi Rafa. Ia butuh banyak waktu mempelajari berbagai fitur yang ada pada aplikasi BRILink maupun mesin EDC.

Menurut Widha, tak mudah bagi Rafa untuk mempelajari teori. Maka pengoperasian aplikasi BRILink tak bisa ia kuasai hanya dengan membaca panduan. Hal ini otomatis menyulitkannya ketika awal-awal melayani transaksi.

"Tapi Rafa sangat senang dengan praktik. Setelah tekun mempelajari dan mengotak-atik aplikasi BRILink, sekarang dia sudah sangat mahir. Saya justru yang tidak update," ucap Widha.

Bagi Widha, uang hasil kerja Rafa sebagai agen BRILink bukanlah hal yang utama. Ia membiarkan sang anak untuk mengelolanya sendiri.

Yang membuatnya merasa lebih terharu, sang anak kini mulai terbiasa berinteraksi dengan orang lain, yakni para pelanggan yang silih berganti datang.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved