Berita Pasuruan

Hulu Sungai Welang Pasuruan Perlu Banyak Reboisasi, Maksimalkan Resapan Air

Hulu Sungai Welang memang perlu reboisasi atau penanaman kembali pohon sebagai upaya untuk memaksimalkan daerah resapan air di hulu

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Galih Lintartika
Penyerahan piagam penghargaan dari UPT Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Welang Pekalen ke Mayora atas kontribusinya dalam penanaman kembali pohon di kawasan hulu Sungai Welang. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PASURUAN - Hulu Sungai Welang memang perlu reboisasi atau penanaman kembali pohon sebagai upaya untuk memaksimalkan daerah resapan air di hulu. 

Hal itu disampaikan Anton Darma, Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Welang Pekalen saat ditemui, Sabtu (16/12/2023) usai penanaman pohon bersama Mayora.

Menurutnya, upaya normalisasi, pembangunan tanggul dan sebagainya sebagai upaya menekan potensi banjir tidak akan sempurna jika kawasan hulu sungai ini gundul.

"Sungai Welang di tahun 2021 itu ada pekerjaan pengendalian banjir dan dananya dari pusat. Mulai normalisasi, tanggul dan lainnya. Hasilnya, potensi banjir memang berkurang," jelasnya.

Hanya saja, kata dia, pengendalian banjir itu bukan hanya secara teknis saja, tapi juga non teknis. Menurutnya, non teknis itu meliputi penanaman pohon kembali di kawasan hulu.

"Ada beberapa faktor banyaknya pohon yang di kawasan hulu ini berkurang. Pertama, alih fungsi lahan, atau juga karena penebangan pohon secara liar dan massif," tambahnya.

Penanaman pohon kembali itu, kata dia, bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Menurut dia, kontribusi perusahaan seperti Mayora ini juga dibutuhkan untuk percepatan reboisasi.

"Kontribusi dunia industri memang dibutuhkan. Apalagi, karakteristik banjir di Sungai Welang saat hujan tinggi di hulu akan mengalir cepat menuju hilir, jadi pasti banjir," tambahnya.

Hal itu disebabkan karena air yang melintas di sungai itu lebih dari 30 persen, sehingga air akan cepat mengalir ke hilir dan menyebabkan potensi banjir di kawasan hilir semakin tinggi.

"Semisal, banyak pohon di kawasan hulu itu akan berdampak pada resapan air semakin besar. Seharusnya, air yang meresap itu 70 persen dan mengalir 30 persen, dan itu tidak akan banjir," urainya. 

Baca juga: Berikut Tarif Angkutan Feeder Mahameru Translink Rute Stasiun Klakah, Beroperasi 24 Jam

Artinya, kawasan hulu yang baik itu akan menekan potensi banjir. Maka, perlu perbaikan di kawasan hulu yang rusak dengan memperbanyak penanaman pohon.

"Prinsipnya, reboisasi atau penanaman pohon kembali akan membawa dampak banyak sekali, baik dampak jangka pendek ataupun jangka panjang," sambung dia.

Khoiron, Kabid Tata Lingkungan DLH menyampaikan terima kasih kepada Sugiarto, pegiat lingkungan yang sudah menjembatani dengan Mayora untuk konservasi alam. 

"Kami berharap, manfaat konservasi alam ini bisa dirasakan bagi warga Kabupaten Pasuruan. Ini bagian dari sedekah oksigen, menabung air demi generasi ke depan," tambahnya.

Disampaikan dia, kontribusi industri atau perusahaan untuk konservasi alam di Kabupaten Pasuruan sudah mencapai 50 persen lebih. Ia menyebut, ini memang perlu ditingkatkan lagi.

"Bagi perusahaan yang belum melakukan kewajibannya untuk konservasi alam, akan kami tagih dan tegur untuk segera melakukan kewajibannya tersebut," tutup Khoiron.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Galih Lintartika/TribunJatimTimur.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved