Kuliner

Menjemput Asa Kuliner Bandeng Jelak Jadi Primadona Kota Pasuruan

Pemkot Pasuruan terus mendorong dan mendongkrak olahan Bandeng Jelak sebagai ikon Kota Pasuruan, apalagi Bandeng ini khas dari Kampung Jelak

Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Galih Lintartika
Produsen bandeng jelak sedang memanggang bandeng di sentra kawasan bandeng jelak Kota Pasuruan 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PASURUAN - Sejak dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) - Adi Wibowo (Mas Adi) sudah memiliki komitmen untuk menjadikan Bandeng Jelak, salah satu jenis kuliner lokal yang berpotensi jadi ikon Kota Pasuruan.

Bahkan, Gus Ipul dan Mas Adi ingin Bandeng Jelak menjadi primadona. Digandrungi banyak orang, dan cocok menjadi buah tangan. Tujuan utamanya adalah membawa olahan bandeng jelak naik kelas. 

Pelbagai cara pun dilakukan. Mulai peningkatan sumber daya manusianya dengan pembinaan dan penguatan para pelaku yang bergerak dalam olahan bandeng jelak, hingga rencana pembangunan kampung tematik Bandeng Jelak.

Kampung tematik ini nantinya akan menunjang para UMKM bandeng jelak untuk menawarkan olahannya. Pemkot Pasuruan berupaya maksimal untuk menyelesaikan semua tantangan pengembangan Bandeng Jelak dari hulu hingga hilir.

Bahkan, Pemkot mewacanakan akan meminta bantuan ke seluruh restoran, hotel dan tempat makan di Kota Pasuruan untuk menjadikan Bandeng Jelak sebagai salah satu bahan olahan dalam menu utama yang ditawarkan.

Tak hanya itu, Pemkot juga berusaha untuk endorse Bandeng Jelak ini di beberapa kesempatan yang mengundang banyak orang. Termasuk, menyisihkan anggaran untuk membantu promosi potensi Bandeng Jelak melalui festival.

Bandeng Jelak ini berbeda dengan bandeng pada umumnya. Pertama, karena ada di kawasan Kampung Jelak, Kelurahan Blandongan, Kota Pasuruan. Selanjutnya, bandeng ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan bandeng lainnya.

Soal rasa, bandeng jelak tak ada duanya. Bandeng Jelak memiliki rasa lebih gurih dan lebih sedap. Dan tentunya, bandeng ini tidak bau tanah. Berbeda dengan bandeng lainnya yang umumnya masih terbawa bau tanahnya.

“Saya kira ini menjadi kekuatan bagi Bandeng Jelak Kota Pasuruan. Makanya, saya dan Mas Adi mencoba memaksimalkan potensi bandeng yang sangat khas dengan Kota Pasuruan ini,” kata Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Senin (22/4/2024).

Disampaikannya, untuk mensukseskan hal itu, tentu perlu campur tangan semua pihak. Menurutnya, membuat ikon itu tidak muda. Maka, perlu kolaborasi dan kerjasama banyak pihak.

"Mari saling bergandengan tangan. Kalau Bandeng Jelak ini maju, UMKMnya jalan, membuka lapangan pekerjaan, pesanan bandeng jelak lancar, ekonomi masyarakat bergerak, dan tentu kesejahteraan masyarakat meningkat," jelasnya.  

Menurut Gus Ipul, upaya yang sudah dilakukan beberapa tahun terakhir ini harus dilakukan, bahkan jika perlu ditingkatkan. Misalnya, festival bandeng. Ia meminta festival ini dipertahankan.

Bahkan, jika perlu diperluas resonansinya agar gemanya menggelegar ke seantero Indonesia. Contohnya, festival dikombinasikan dengan karnaval hingga lomba bandeng super atau lomba aneka olahan bandeng.

"Saya yakin, cara ini akan menarik perhatian banyak orang. Ketika orang tertarik, mereka datang ke Kota Pasuruan, lihat festivalnya, dan belanja bandengnya. Wisata jalan, UMKM bergerak," tambahnya.

Potensi Bandeng Jelak di Kota Pasuruan sangat besar sekali dengan lahan tambak yang mencapai  651 hektar atau mencapai 17 persen dari total wilayah dengan produksi bandeng mencapai 1600 ton pertahunnya.

Di bulan Ramadan kemarin, para pelaku UMKM Bandeng Jelak mendapatkan banyak rejeki. Olahan Bandeng Jelak ini banyak diburu pecinta kuliner sebagai salah satu alternatif untuk menu berbuka puasa. 

Nur Hayati, Ketua Kelompok UMKM Bandeng Jelak mengatakan, selama ramadhan pesanan Bandeng Jelak meningkat hingga tiga kali lipat.  Setiap hari, ada pesanan mencapai 100 pesanan untuk semua jenis olahan.

Untuk di Kampung Jelak sendiri, olahan bandeng jelak memiliki beberapa macam jenis diantaranya mulai presto, bandeng bakar madu, bandeng tanpa duri, otak-otak bandeng, abon bandeng, bandeng crispy, dan sebagainya.

"Allhamdulillah, sejak Gus Ipul dan Mas Adi konsisten mengangkat potensi Bandeng Jelak Kota Pasuruan, kami (Pelaku UMKM) tertimpa rejekinya. Mendadak banyak yang pesan Bandeng Jelak," kata Nur Hayati.

Baca juga: Puncak Perayaan Lebaran Ketupat, Warga Jember Gelar Parade Pegon di Pantai Watu Ulo

Itu terbukti saat ramadhan kemarin. Olahan bandeng jelak sudah mendapatkan kepercayaan di lidah masyarakat. Sehingga, banyak yang datang ke sini atau melalui online memesan olahan bandeng olahannya.

"Intinya, kami terima kasih atas dukungan dan support Pemkot Pasuruan terhadap UMKM olahan Bandeng Jelak. Setidaknya, campur tangan pemerintah membantu UMKM untuk berkembang dan lebih maju," terangnya.

Terpisah, Lujeng Sudarto, Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (PUSAKA) meminta Pemkot untuk mempertimbangkan langkah mencari investor atau pemodal yang bisa diajak untuk ikut mengelola potensi Bandeng Jelak.

Disampaikannya, untuk bisa cepat berkembang, perlu ada lompatan yang berani. Menurutnya, potensi Bandeng Jelak itu akan bisa maksimal jika dikelola dengan campur tangan pihak ketiga.

Tentu, kata Lujeng, ada syarat dan ketentuan berlaku. Artinya, masyarakat Kota Pasuruan yang akan terlibat langsung disana. Mulai dari menyiapkan bahan mentahnya, pengelolaan, dan penjualan.

"Swasta ini nantinya akan berdiri pada posisi pemodal saja. Kita bandingkan saja. Bandeng Juwana, oleh-oleh khas Semarang itu bisa besar dan sukses bukan dikelola pemerintah loh, tapi swasta," terangnya.

Menurut Lujeng, contoh sukses itu bisa ditiru, dicontoh, dan dimodifikasi sebelum diterapkan di Kota Pasuruan. Pihak ketiga membantu permodalan bagi pelaku UMKM, dan pelakunya tetap pemberdayaan masyarakat Kota Pasuruan.

"Sedangkan Pemkot hanya bertugas mencari cara untuk ikut menjual primadona Kota Pasuruan dengan cara mempromosikan dan mensosialisasikan agar produk ini bisa berkembang, dan terus maju," tutupnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved