Teror Gangster Surabaya
Teror Gangster Bermotor Kembali Hantui Warga Surabaya, 2 Remaja Hendak Beli Makan Dikeroyok
Dua remaja hendak beli makan malah Babak belur dihajar Kelompok gangster di Kota Surabaya, hingga keduanya dirawat di RS
Tak pelak mereka menjadi 'santapan empuk' gerombolan kelompok bermotor yang mendadak mengamuk tanpa sebab.
"Tiba-tiba mereka dipepet oleh gerombolan tersebut sekitar 15 sepeda motornya berboncengan 3 orang. Mereka akhirnya terjatuh karena dipepet dan ada tanjakan," katanya.
Korban GL yang mungkin lebih sigap membaca situasi, lantas berlari kabur, menghindari aksi pengeroyokan dari gerombolan kelompok bermotor itu.
Namun, apes dengan Korban PC. Ia 'mati langkah' usai terjatuh dari motor, dan lantas menjadi 'samsak hidup' bagi gerombolan kelompok bermotor tersebut.
Tak pelak Korban PC habis digebuk dan dikeroyok oleh kelompok bermotor yang akhirnya disimpulkan sebagai anggota gangster.
Saat melihat darah mulai bercucuran pada bagian kepala, tangan dan kaki Korban PC, gerombolan anggota gangster tersebut, mendadak berlarian kabur meninggal si korban.
Mungkin tak tega dengan nasib teman sekaligus tetangganya itu. Korban GL yang berhasil lebih dulu mencari tempat berlindung, lantas kembali lagi ke lokasi kejadian untuk mencari Korban PC.
Ternyata, Korban PC berhasil kabur berlarian meninggalkan motornya, setelah anggota gangster tersebut mulai menghentikan aksi pengeroyokannya.
Anehnya, ungkap Riska, para gerombolan anggota gangster bermotor itu, tidak berusaha merampas atau mencuri barang berharga milik korban.
Motor dan ponsel milik Korban PC masih aman, meskipun sempat terkapar karena babak belur dikeroyok sampai berdarah-darah.
"Kejadiannya cepat sekali menurut PC, mereka berhenti memukul ketika PC sudah berlumuran darah, lalu pergi meninggalkan PC, tapi motor yang tergeletak tidak dibawa kabur pemotor," jelasnya.
Menyadari mereka telah menjadi korban kebrutalan anggota gangster. Para korban lantas berjalan menuju ke lokasi apotek terdekat di ruas jalan tersebut.
Seraya mengobati luka-luka yang diderita. Mereka berupaya menelepon dan memberikan kabar kejadian tersebut kepada beberapa orang teman atau tetangga yang masih nongkrong di lingkungan rumah.
Alhasil bala bantuan datang. Para korban lantas dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya, untuk mendapatkan perawatan medis, termasuk mengurus pemberkasan proses visum untuk bahan pelaporan kepolisian.
"Mereka pergi ke apotik untuk membeli obat bersihkan luka. Tapi mereka bertemu kembali dengan gerombolan tersebut, sambil meledek PC dan GL," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.