Pilkada Pasuruan

Sambangi Kampung Peternak Sapi Perah, Mas Rusdi Janji Bangun IPAL Komunal Atasi Limbah

Di sana, Mas Rusdi berkeliling ke beberapa kandang milik warga. Politisi Gerindra ini mengaku takjub melihat potensi sapi perah di sini.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur/Galih Lintartika
Cabup Pasuruan Mas Rusdi saat melihat kandang sapi perah milik warga di Desa Balunganyar, Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Calon Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo blusukan ke Desa Balunganyar, Kecamatan Lekok akhir pekan kemarin. Mas Rusdi menyambangi kampung peternak sapi perah.

 

Di sana, Mas Rusdi berkeliling ke beberapa kandang milik warga. Politisi Gerindra ini mengaku takjub melihat potensi sapi perah di sini.

Baca juga: Pasukan Aries SMAN 1 Jember Rayakan Pengalaman Away Days di Honda DBL with Kopi Good Day 2024

 

Dari data yang ada, 95 persen dari total 8.000 penduduk di desa ini memilih menjadi peternak sapi perah. Dan desa ini menjadi salah satu desa mandiri.

 

Bahkan, hal itu sudah diakui oleh kementrian terkait. Desa ini pernah masuk dalam nominasi untuk mendapatkan penghargaan sebagai desa termandiri.

 

Sayangnya, dibalik potensi yang sangat luar biasa, ternyata masih ada masalah yang belum teruraikan selama ini. Dan itu membuat masalah bagi warga.

 

Permasalahan dibalik potensi yang luar biasa adalah soal limbah kotoran sapi. Limbah yang dihasilkan dari puluhan ribu sapi ini belum bisa dikelola dengan baik.

 

Dampaknya, limbah kotoran sapi menjadi sumber masalah. Lingkungan menjadi kotor, dan membawa dampak yang kurang baik untuk warga.

 

Mas Rusdi, sapaan akrab Cabup Pasuruan ini mengaku menawarkan program pembangunan IPAL dan Biogas untuk mengelola limbah kotoran sapi.

 

“Bayangkan saja, jumlah kotoran sapi yang dihasilkan dari ribuan sapi milik warga. Mayoritas warga disini memiliki 10-15 sapi,” kata dia, Rabu (9/10/2024).

 

Berdasarkan curhatan warga, 1 ekor sapi diasumsikan akan menghasilkan kotoran 1 Kg per harinya. Jika ada 10 ribu sapi, itu sudah 10 ton kotoran per hari.

 

Dia menyebut, lebih banyak populasi sapi daripada populasi warga di desa ini. Bahkan, ada salah satu warga yang memiliki sapi hampir 30 ekor.

 

“Semakin banyak sapi maka semakin banyak limbah kotoran sapi yang dihasilkan. Dan ini harus dicarikan solusi dan jalan keluarnya,” terang dia.

 

Menurutnya, fasilitas di desa ini masih kurang memadai untuk mendaur ulang limbah sapi tersebut, sehingga persoalan itu belum terselesaikan.

Baca juga: Perhutani Sebut Kebakaran Lahan Dekat Kawah Wurung Bukan di Wilayahnya

 

“Saya jujur prihatin mendengar curhatan warga bahwa desa ini menjadi desa terkotor di kabupaten pasuruan, padahal potensinya ada,” sambungnya.

 

Karena tidak diolah dengan baik, limbah kotoran sapi ini berdampak pada persawahan serta kesehatan warga sekitar menjadi tidak sehat.

 

“Bahkan ada kasus warga terjangkit penyakit kista dikarenakan air yang digunakan tercemar dengan limbah organik sapi,” papar dia.

 

Bagi Mas Rusdi, hal itulah yang membuatnya terketuk. Dia berjanji akan memprioritaskan masalah ini untuk segera mendapatkan solusi penyelesaiannya.

Baca juga: MPP Lumajang Permudah Pengurusan BPJS Kesehatan Via Video Call

 

“Jika memang nanti ditakdirkan menjadi Bupati, saya akan beri fasilitas IPAL komunal untuk mendaur ulang kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk organik,” urainya.

 

Dia berharap, IPAL komunal ini menjadi solusi atasi persoalan yang selama ini tidak ada penyelesaian. Harapannya lingkungan bersih, sehat dan terjaga.

 

“Apalagi kalau memang itu bisa dikelola dengan benar, barangkali membuka peluang warga untuk mendapatkan cuan dari dari daur ulang,” tutupnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

 

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

 

(Galih Lintartika/TribunJatimTimur.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved