Berita Pasuruan

Sering Sebabkan Kecelakaan, Cutting Jalan Jetak-Dayurejo Sorotan Dewan

Dari informasi di lapangan, sudah berkali-kali pengguna jalan yang melintas terjatuh akibat perbaikan jalan tersebut.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur/Galih Lintartika
Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan saat melakukan sidak di proyek pemeliharaan jalan Jetak-Dayurejo, Kecamatan Prigen. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Pasuruan - Proyek pemeliharaan berkala jalan Jetak-Dayurejo Kecamatan Prigen, Pasuruan mendapat sorotan DPRD setempat. Itu disebabkan karena proyek yang menelan anggaran Rp 3,5 Miliar ini banyak menimbulkan korban.

Dari informasi di lapangan, sudah berkali-kali pengguna jalan yang melintas terjatuh akibat perbaikan jalan tersebut. Bahkan, ada salah satu korban yang parah sampai harus dioperasi dan mengalami cacat.

Sekadar informasi, proyek pemeliharaan jalan ini masih berlangsung dalam tahap persiapan pengaspalan. Sejumlah titik di ruas sudah selesai proses cutting.

Cutting itu adalah proses pemotongan permukaan jalan yang rusak atau lapisan aspal lama agar hasil pengaspalan lebih maksimal.

Baca juga: Hujan Bercampur Es dan Angin Kencang Melanda Sidoarjo 

Dan itu dilakukan untuk menghilangkan lapisan jalan yang rusak atau rusak sehingga aspal yang baru tidak mudah retak. Membuat permukaan aspal lebih rata, membuat daya cengkeram aspal baru lebih baik, dan mengurangi risiko genangan. 

Hanya saja, kedalaman cutting dalam proyek pemeliharaan jalan ini dianggap terlalu dalam sehingga membuat pengguna jalan terjatuh saat melintasi jalan tersebut.

Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Pasuruan langsung sidak ke lokasi proyek, Senin (4/112024). Mereka adalah Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan Yusuf Daniyal.

Dia datang bersama anggota Komisi III lainnya yakni Sudiono Fauzan, Mashuda Hidayatullah, Achmad Aizin Utama, dan Heru Veri Nurcahya.

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan Yusuf Daniyal mengakui, proses cutting di pemeliharaan jalan ini membahayakan. Dia mengaku tidak mengetahui pasti berapa kedalaman cutting ini.

Hanya saja, secara kasat mata, cutting dianggap terlalu dalam sehingga berbahaya bagi para pengguna jalan.

"Apalagi, saya dapat laporan kalau proses cutting ini sudah berlangsung lama, kurang lebih tiga minggu yang lalu. Dan itu tidak ada segera tindakan, jadi bekas proses cutting itu dibiarkan menganga tidak ditutup," katanya.

Danil, sapaan akrabnyn, menyebut, itu yang membuat akhirnya banyak pengguna jalan terjatuh saat melewati jalan ini, karena banyak lubang atau galian bekas cutting yang tidak segera ditutup dan dibiarkan tidak rata.

"Kami tidak dalam konteks menyalahkan proses cutting yang dilakukan kontraktor, tapi kenapa jarak waktu antara proses cutting dengan pengaspalan ini terlalu lama, sehingga bekas cutting ini membuat pengguna jalan terjatuh," terangnya.

Dia lebih menekankan terhadap mekanisme tersebut. Seharusnya, bekas cutting ini segera ditutup aspal, jangan menunggu sampai berminggu-minggu yang akhirnya merugikan pengguna jalan. Apalagi, jalanan ini lalu lintasnya padat.

"Saya minta dinas untuk segera menegur kontraktor atau pelaksana proyek itu. Kapan bisa diaspal, kenapa lama, kalau ada kendala apa kendalanya. Kalau tidak segera diaspal, apa solusinya," imbuh dia.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved