Kekerasan Seksual di Jember

Andreas Harsono Laporkan Dugaan Kekerasan Seksual Pada Adiknya ke Polres Jember, Korban Meninggal

Jurnalis Senior Andreas Harsono bersama Gerakan Peduli Perempuan (GPP) mendatangi Polres Jember, untuk melaporkan kasus kekerasan seksual

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Andreas Harsono ketika mendatangi Polres Jember untuk melaporkan kasus dugaan kekerasan seksual yang menimpa adiknya, Sabtu (9/11/2024) 

Dua hari setelah kejadian tersebut, Andreas mengaku menerima surat permohonan maaf dari terduga pelaku. Dia menganggap tindakannya tersebut hanyalah menggangu privasi.

"Dan dia menganggap itu bukan penyerangan seksual tetapi pelecahan seksual. Istilah ini sebetulnya problematik, karena pelecehan seksual itu tidak ada kontak fisik, seperti pandang mata, kirim WA dan semacamnya," jlentrehnya.

Padahal, kata dia, yang pelaku lakukan tersebut sudah melakukan kontak fisik dengan adik perempuannya dan perawat ibunya, tetapi tidak mau mengakui melakukan penyerangan seksual.

"Dia menyangkal melakukan penyerangan seksual. Tetapi dia meminta maaf dalam tanda petik melanggar privasi perempuan-perempuan itu serta berlaku tidak sopan," ujarnya.

Sementara itu, Andreas Harsono mengaku juga menerima surat dari pendeta Gereja Kristen di Kaliwates Jember pada 11 Oktober 2024, dan diminta tidak melaporkan kasus penyerangan seksual itu ke aparat kepolisian.

Andreas mengatakan pihak gereja memberitahukan secara tertulis mencoba ikut mengatasi masalah tersebut. Bahkan bilang kalau terduga pelaku adalah jamaah yang taat ibadah.

"Dan mengatakan yang bersangkutan adalah duda selama dua tahun dan sedang cari istri. Dan pak pendeta bilang tolong jangan lapor polisi diselesaikan saja secara gereja," paparnya.

Menurutnya, pemuka agama Kristen tersebut hanya memberi sanksi terhadap terduga pelaku, berupa tidak menerima sakramen perjamuan kudus selama enam bulan.

"Kata pak pendeta tidak menerima sakramen itu adalah sanksi sosial yang cukup berat di komunitas gereja," kata Andreas.

Informasi detail seperti ini, kata dia, berdasarkan pengakuan perawat ibunya yang melaporkan kejadian tersebut kepada koordinator perawat home care di Jember.

"Perawat itu juga memberitahukan hal tersebut kepada adik saya dan istri saya. Dan istri saya mewawancarainya dan direkam," ulasnya.

Singkat cerita, pada 20 Oktober 2024 Perawat tersebut juga memutuskan berhenti bekerja mengasuh ibu korban yang telah umur 81 tahun, akibat serangan seksual dari terduga pelaku.

Baca juga: Rumpun Bambu Tumbang ke Badan Jalan Raya di Bondowoso, Rombongan Pj Bupati Ikut Terjebak Macet

Adik Andreas Harsono Mulai Depresi Usai Dilecehkan Pelaku

Andras Harsono mengungkapkan, adiknya merupakan disabilitas psikososial, yang bicaranya sering tidak fokus. Seminggu pasca dilecehkan, perempuan tersebut nampak biasa saja aktifitasnya.

Namun, pada minggu ke-2 Oktober 2024 adik perempuannya tersebut ngomong dengan frasa pelecehan seksual ketika berbicara dengan keluarga dan warga gereja.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved