Berita Jember

Kulit Tangan dan Kaki TKI Jember Menghitam, Akibat Kematian Sel Usia Operasi di Singapura

Menurutnya, TKW ini sempat menjalani opname di Rumah Sakit Bina Sehat Jember ketika baru dipulangkan dari Singapura tempatnya bekerja.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding (kiri) saat menjenguk Rini, pekerja migran asal Jember yang sakit usai operasi di Singapura. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Tim medis Rumah Sakit Bina Sehat Jember telah mendiagnosa penyebab kaki dan tangan Septia Kurnia Rini, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Jember, Jawa Timur yang tangan dan kakinya menghitam.

Baca juga: Heboh Mayat di Sawah di Sidoarjo, Kondisinya Sudah Tak Dapat Dikenali 

Direktur Rumah Sakit Bina Sehat Jember dr Faida mengungkapkan, penyakit tersebut karena terjadi kematian sel pada tangan dan kaki pasien usai menjalani operasi di Singapura.

"Adanya masalah infeksi yang belum beres ketika menjalani operasi. Hal itu berefek pada jari-jari tangan dan kaki mengalami nekrotik, atau kematian sel," ujarnya, Jumat (20/12/2024).

Menurutnya, TKW ini sempat menjalani opname di Rumah Sakit Bina Sehat Jember ketika baru dipulangkan dari Singapura tempatnya bekerja.

Baca juga: UPDATE Anak Bunuh Bapak di Ponorogo, Ini Hasil Kejiwaan Pelaku

"Kalau kami lihat sekarang sudah baikan dari pada saat awal datang di RS Bina Sehat. Awalnya itu menghitamnya sampai pergelangan tangan dan kaki. Tapi sekarang sudah maju di kawasan jari-jari saja," kata dr Faida.

Tanda-tanda kematian sel tersebut terlihat jelas, dengan menghitamnya tangan dan kaki pekerja migran tersebut. Rumah sakit berupaya untuk tidak melakukan amputasi terhadap bagian tubuh pasien.

"Sel-sel mati itu kami hilangkan, agar timbun sel baru. Sebisa mungkin kami pertahankan, untuk menghindari amputasi," ucap Perempuan yang pernah menjabat sebagai Bupati Jember ini.

Baca juga: Polres Probolinggo Amankan Dua Pemeran Video Mesum di Sasana Krida Kraksaan 

Faida mengungkapkan, peluang sembuhnya pasien tersebut ada. Tetapi tidak bisa sempurna seperti sedia kala. Minimal pekerja migran rasa nyerinya hilang.

"Target kami, paling tidak PMI ini tidak mengalami nyeri sepanjang hari. Dan jari-jarinya bisa dilatih, paling tidak tidak terasa nyeri hingga jari-jarinya kembali lentur," ucapnya.

 

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

 

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

 

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved