Penyakit Mulut dan Kuku

DKPP Kediri Temukan Tiga Sapi Positif PMK di Pasar Hewan Pare, Satu Harus Dipotong Paksa

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri menemukan adanya tiga sapi yang positif terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku di Pasar Hewan Pare

Editor: Sri Wahyunik
TribunMataraman.com/Isya Anshori
Petugas DKPP Kabupaten Kediri saat melakukan penyemprotan desinfektan di kendaraan angkut hewan Pasar Pare, Selasa (7/1/2025). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, KEDIRI - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri menemukan adanya tiga sapi yang positif terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Pasar Hewan Tertek, Pare, pada Selasa (7/1/2025). Salah satu sapi terpaksa dipotong paksa untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.  

Plt Kepala DKPP Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menyebutkan bahwa tiga sapi yang terdeteksi PMK langsung ditangani sesuai prosedur. 

"Satu sapi dipotong paksa, sementara dua lainnya diminta untuk segera dibawa ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) oleh pemiliknya. Dari penelusuran, sapi-sapi ini berasal dari luar Kediri," ungkap Tutik usai melakukan pemeriksaan di Pasar Hewan Pare. 

Tutik menjelaskan, tingginya populasi sapi potong di Kediri sering menarik pedagang dari daerah lain, seperti Krian Sidoarjo. Namun, ia menekankan pentingnya kewaspadaan ekstra di tengah situasi wabah PMK.

"Peternak harus menjaga kebersihan kandang, memberi pakan berkualitas, dan rutin memeriksakan kesehatan sapi mereka," tegasnya.  

Data terbaru dari DKPP per 6 Januari 2025 mencatat lonjakan kasus PMK di Kediri mencapai 369, naik dari 251 kasus sebelumnya. Peningkatan signifikan ini menjadi perhatian serius, terutama saat momen pasar hewan yang biasanya ramai.  

Baca juga: Diduga Gadaikan Mobil Rental, Kades Jatibanteng Situbondo Ditangkap

DKPP juga memastikan pemeriksaan rutin dilakukan di seluruh pasar hewan di Kabupaten Kediri, termasuk penyemprotan desinfektan pada kendaraan pengangkut ternak. Langkah ini untuk memastikan hewan yang diperjualbelikan sehat dan bebas dari PMK.

"Kami terus mengimbau para pedagang dan peternak untuk mematuhi protokol kesehatan ternak dan tetap waspada agar wabah PMK tidak semakin meluas di wilayah Kediri," ungkapnya. 

Sementara itu, seorang pedagang sapi di Pasar Pare, Solihin (41), mengaku wabah PMK membuat penjualan merosot tajam.

"Biasanya bisa laku tiga ekor per pasaran, sekarang cuma satu. Harga juga turun drastis, sapi Simmental yang biasanya Rp33 juta sekarang hanya ditawar Rp25 juta," katanya.  

Penurunan permintaan juga ia rasakan dari para jagal. Solikin menyebut, saat PMK beberapa jagal juga khawatir akan penyebaran semakin meluas. 
 
"Mereka takut membeli sapi karena khawatir terjangkit PMK. Saya terpaksa menunda penjualan sampai situasi lebih baik," tambah Solihin.  

 
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved