Idul Fitri 2025

Efektif Kelola THR dengan Metode Amplop Prioritas

Menurut survei terbaru dari YouGov Indonesia 2025, sekitar 79 persen masyarakat Indonesia cenderung menggunakan THR untuk berbelanja.

Editor: Haorrahman
tribunjatimtimur/AI
UANG THR- Foto ilustrasi uang THR hasil olah kecerdasan buatan (AI), Selasa (2/4/2025). Dengan metode amplop prioritas sebagai solusi pengelolaan THR yang lebih terstruktur. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Surabaya - Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi momen yang sangat dinantikan oleh banyak karyawan. Selain sebagai tradisi tahunan menjelang lebaran, THR juga menjadi bentuk apresiasi perusahaan terhadap kinerja para pekerja. 

Menurut survei terbaru dari YouGov Indonesia 2025, sekitar 79 persen masyarakat Indonesia cenderung menggunakan THR untuk berbelanja kebutuhan seperti pakaian, makanan, dan minuman.

Namun untuk mengelola THR dengan lebih bijak, Prof. Dr. Liliana Inggrit Wijaya, Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya), menyarankan penerapan metode amplop prioritas. 

Baca juga: Persija OTW Digerogoti Persib Bandung? 1 Pilar Andalan Masuk Radar, 2 Nama Lain Kans Ikuti Jejak

"Metode ini bisa diaplikasikan tidak hanya dengan amplop fisik, tetapi juga bisa menggunakan dompet digital atau tabel keuangan. Intinya, setiap kategori pengeluaran diberi nama sesuai tingkat kepentingannya, lalu disusun berdasarkan skala prioritas," jelasnya.

Prof. Dr. Liliana Inggrit Wijaya, Dosen Fakultas Bisnis FBE Ubaya
Prof. Dr. Liliana Inggrit Wijaya, Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya)

Sebagai panduan praktis, Prof. Liliana memperkenalkan metode 4321 dalam pengelolaan THR. Dalam metode ini, dana dibagi menjadi empat kategori utama: 40 persen untuk kebutuhan primer seperti makanan dan pendidikan, 30 persen untuk kewajiban finansial seperti cicilan atau investasi dalam pengembangan keterampilan, 20 persen untuk investasi jangka panjang, dan 10 persen sisanya untuk kebutuhan pribadi atau self-reward.

Menurutnya, meski kebutuhan setiap individu bisa bervariasi, prinsip utamanya adalah pada prioritas. "Jika ada kebutuhan yang tidak terpenuhi dan berpotensi menyebabkan dampak besar, itu harus didahulukan, terutama untuk kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda atau digantikan," tambahnya.

Sebagai Kepala Laboratorium Manajemen Keuangan Prodi Manajemen di Ubaya, Prof. Liliana juga menekankan pentingnya kesadaran berinvestasi. Ia menyebutkan bahwa tren masyarakat yang mulai beralih ke investasi, seperti logam mulia, adalah langkah positif. 

Baca juga: Angkutan Wisata ke Kawah Ijen Tetap Beroperasi Selama Libur Lebaran 2025

"Mengalokasikan 20 persen dari THR untuk investasi bisa membantu membangun kestabilan keuangan jangka panjang. Sementara itu, 10 persen bisa digunakan untuk menikmati hasil kerja keras dengan cara yang tetap terkendali," ujarnya.

Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam perilaku belanja impulsif atau yang dikenal dengan istilah doom spending. Fenomena ini dapat merugikan kondisi finansial dalam jangka panjang jika tidak dikelola dengan baik. 

Baca juga: Rintangan Chelsea Rekrut Eks Man City, 1 Ultimatum Mencuat, Man United Siap Tusuk dari Belakang

"Besarnya penghasilan bukanlah satu-satunya faktor dalam mencapai kestabilan keuangan. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola uang tersebut. Jangan sampai euforia menerima THR justru membuat kita kehilangan kontrol dalam pengeluarannya," kata Liliana.

Ia mengajak masyarakat untuk menyadari uang memiliki kekuatan dan dampak yang besar apabila dikelola dengan baik. 

"THR bukan sekadar bonus tahunan, tetapi bisa menjadi peluang untuk memperkuat kondisi finansial kita melalui perencanaan yang matang dan disiplin dalam pengelolaannya," tambahnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Sulvi Sofiana/TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved