Berita Viral
Balita di Jember Perutnya Membesar Karena Tak Bisa BAB, Ada Temuan Kejutan saat Operasi
Balita asal Jember perutnya membesar karena tak bisa buang air besar atau BAB selama seminggu. Saat dioperasi, ada temuan kejutan.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Balita asal Jember perutnya membesar karena tak bisa buang air besar atau BAB selama seminggu.
Saat dioperasi, ada temuan kejutan di perut balita tersebut.
Bocah tersebut diketahui menjalani operasi di RSUD dr Soebandi Jember.
Sebelumnya, bocah itu diketahui juga mengalami sakit perut, kesulitan bernapas, dan muntah.
Baca juga: Pemkab Jember Alokasikan Rp94 Miliar untuk Perbaikan Jalan Rusak, Prioritaskan Jalur Rusak Parah
Baca juga: Terdakwa Kasus Pembunuhan di Jember Meninggal Dunia
Direktur RSD dr Soebandi Jember, I Nyoman Semita menyampaikan bahwa balita tersebut memang berasal dari Jember, tetapi tinggal bersama neneknya di Bali.
"Dia datang ke IGD RSD dr Soebandi dalam keadaan gawat darurat," kata dia kepada Kompas.com pada Minggu (13/4/2025), dilansir dari TribunJatim.com.
Dokter di rumah sakit menduga hal itu terjadi karena ada sumbatan pada ususnya sehingga tidak berfungsi maksimal.
"Kemudian diperiksa CT scan, memang menggambarkan suatu kondisi yang disebut ileus obstruktif, yaitu buntunya saluran pencernaan akibat sesuatu," ucapnya.
Setelah itu, pasien tersebut dirawat di rumah sakit.
Saat dirawat di dalam ruangan, pasien tersebut muntah mengeluarkan cacing.
Karena termasuk kasus yang unik, kata dia, akhirnya empat dokter membahas penyakit ini.
Mulai dari dokter ahli bedah anak, dokter ahli parasitologi klinik, hingga dokter spesialis anak.
Para dokter tersebut menyimpulkan bahwa ada proses darurat yang harus dilakukan operasi pada anak tersebut.
"Akhirnya diputuskan untuk operasi karena sudah mengganggu fungsi pencernaan dan pernapasan," ucap dia.
Setelah dioperasi, ternyata ada tiga titik sumbatan yang ditemukan oleh dokter dalam usus anak tersebut.
Tindakan operasi dilakukan dengan membuka usus pasien tersebut.
Ternyata, di dalam lubang usus anak tersebut penuh dengan cacing.
Cacing yang terdapat pada tubuh anak tersebut mirip cacing tanah, yakni termasuk jenis cacing ascariasis.
Selanjutnya, dokter mengeluarkan cacing tersebut dan merawat usus pasien hingga sembuh.
Ia juga diberikan obat cacing untuk memastikan telur atau cacing kecil yang belum terlihat bisa tuntas dibasmi.
"Kemudian diberi obat cacing agar sembuh sampai tuntas," kata dia.
"Dikasih obat cacing, mungkin ada telurnya, ada yang kecil yang belum, supaya tuntas," jelas Nyoman.
Sekarang, pasien tersebut sudah kembali sehat dan pulang ke rumahnya.
"Pasien datang ke RS sudah cukup lama, sudah lebih sekitar enam bulan lalu," kata dia.
Ia menyebut bahwa cacing ascariasis hidup di alam terbuka.
Jika tidak menjaga kebersihan tangan saat makan, maka cacing berpotensi masuk.
"Ini pasti masuknya (cacing) lewat tangan, sehingga perilaku hidup sehat masih menjadi masalah," ucap dia.
Untuk itu, perlu edukasi yang berkesinambungan terkait dengan pola hidup sehat.
Seperti mencuci tangan sebelum makan, minum air masak, menjaga piring yang bersih, dan lain-lain.
"Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga perlu memberikan contoh terkait pola hidup sehat," tutur dia.
Dia menyampaikan bahwa karena kasus tersebut unik, sejumlah dokter yang juga berprofesi sebagai dosen mempublikasikan kasus tersebut dalam sebuah jurnal ilmiah.
"Supaya menjadi pembelajaran di berbagai tempat, berbagai negara," ucap dia.
Menurut dia, jika ada pasien yang kembung, tidak bisa buang air besar, hingga muntah, maka bukan selalu karena tumor.
Namun bisa terjadi karena gumpalan yang dibentuk oleh cacing dalam usus.
Kisah Viral Serupa
Kejadian lainnya, seorang bocah 14 tahun bernama Delvin Ardiansyah datang ke Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Malang, Selasa (8/4/2025).
Bukan tanpa alasan, kedatangannya ke Damkar untuk meminta bantuan melepaskan cincin di jarinya.
Kasatpol Pamong Praja (PP) Kabupaten Malang, Firmando Hasiholan Matondang, melalui anggotanya, Muhammad Farhan mengatakan, bocah 14 tahun tersebut datang sekitar pukul 11.00 WIB, ke Pos Damkar di Kecamatan Singosari.
"Saat itu pelapor datang ke pos Damkar Singosari, diantar oleh ayahnya. Ia meminta bantuan kepada kami kalau cincin yang ada di jarinya ini tidak bisa dilepaskan," kata Farhan ketika dikonfirmasi.
Kemudian, oleh anggota damkar di Pos Singosari, Delvin yang merupakan warga Desa Sentul, Kecamatan Lawang, ini diarahkan ke Mako Damkar yang ada di Pendopo Agung Kabupaten Malang.
Di sana, pelepasan cincin dilakukan oleh tim damkar.
Farhan menjelaskan, cincin tersebut dikenakan di bagian jari tengah sebelah tangan kanan Delvin.
Diketahui, pemuda yang duduk di bangku SMP ini mengenakan cincin jenis monel.
Anggota damkar kemudian melepaskan cincin tersebut menggunakan gerinda kecil.
Pelepasan cincin dilakukan dengan prosedur keselamatan yang berlaku.
"Proses evakuasi berjalan sekitar 30 menit karena cincinnya lumayan tebal dari bahan monel."
"Kalau cincin biasa yang enggak terlalu tebal itu proses evakuasinya cuma butuh waktu 20 menit selesai," jelasnya.
Proses evakuasi berlangsung dengan lancar.
Delvin akhirnya terbebas dari cincin monel yang melingkar di jari tengahnya.
Sementara itu, dikatakan Farhan, menurut penuturan korban, diduga kejadian ini berlangsung pagi tadi.
Kala itu korban membeli cincin kemudian dipakai.
Namun cincin tersebut malah tidak bisa dilepas.
"Kemungkinan kejadian ini pagi tadi, kalau melihat dari jarinya yang sudah bengkak," tukasnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Polres Probolinggo Fasilitasi Penjemputan Nenek Nortaji, Anak Janji Merawat |
![]() |
---|
Nenek Nortaji Bertemu Tiga Anak Kandunya di Panti Jompo Malang |
![]() |
---|
Viral Video Anak Usir Ibu Kandung di Probolinggo, Pemerintah Desa Buka Suara |
![]() |
---|
Anak Diduga Telantarkan Ibu di Probolinggo, Sebut Enggan Merawat |
![]() |
---|
Toko Miras di Malang yang Dipromosikan King Abdi Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.