Gebrakan Bupati Jember
Gebrakan Gus Fawait, Gratiskan Pengobatan Warga Jember di Faskes se-Indonesia
Tribun Jatim Network berkesempatan wawancara langusung denganBupati Muhammad Fawait, atau yang akrab dipanggil Gus Fawait
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
Setelah itu baru masalah administrasi, jika ada kendala, pasien dapat menggunakan layanan UHC Corner yang tersedia di rumah sakit pemerintah.
Jadi tidak boleh ada pasien ditolak gara-gara administrasi. Namun bila masyarakat tetap mendapatkan kendala. Kami siapkan saluran pengaduan bernama Wadul Gus'e dengan mengubungi nomor Whatsapp 08113111108 yang aktif 24 jam.
Nomor layanan tersebut, termonitor langsung di tablet saya, nanti aduan itu saya disposisi ke OPD terkait, termasuk Dinas Kesehatan.
Selain UHC, rupanya juga ada Mlijo Cinta, seperti apa program ini?
Sebetulnya Program Miljo Cinta ini usulan dari istri saya, ketua TP PKK, kebetulan kami sama-sama pernah belajar ekonomi di UGM.
Melalui program ini, Pemkab Jember memberikan perhatian terhadap pedagang mlijo atau pedagang keliling seperti bantuan gerobak dan alat.
Selain itu, Pemkab Jember juga mencoba menyambungkan para mlijo ini, agar bisa mendapatkan akses permodalan.
Hal ini adalah langkah untuk menjaga stabilitas pasar logistik Kabupaten Jember, di tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan perang tarif, yang berdampak terhadap perekonomian semua negara.
Pasalnya, mlijo di Jember 75 persen adalah emak-emak. Mereka berangkat sebelum subuh dan pulang setelah dhuhur untuk jualan keliling di desa-desa. Artinya pedagang ini adalah penggerak ekonomi di sektor informal.
Lalu, bagaimana program pembangunan infrastruktur?
Kami sadar betul, di tengah efisiensi anggaran APBD kami berkurang. Tetapi untuk pengentasan kemiskinan jangka menengah, kami haru membangun infrastruktur, apalagi Jember penduduknya peringkat tiga terbanyak di Jawa Timur, maka diperlukan investasi.
Oleh karena itu, infrastuktur jalan harus diperbaiki untuk bisa menarik investor, salah satunya adalah Bandara Notohadinegoro Jember, yang dibangun lebih dahulu ketimbang Banyuwangi.
Namun sekarang Bandara Jember tidak beroperasi. Guna mengaktifkan lagi, kami tidak punya uang. Maka kami minta bantuan pemerintah pusat, melalui Kementerian Perhubungan.
Disana kami difasilitasi untuk bertemu BUMN perusahaan maskapai penerbangan, salah satunya Angkasa Pura, agar Bandara Jember bisa hidup.
Insyallah, 2026 ada penerbangan Jember-Bali dan Bali-Jember, mudah-mudahan dan itu tanpa mengunakan uang APBD.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.