Berita Bondowoso

Daripada Ada Pendakian Ilegal ke Gunung Piramid, Disparbudpora Bondowoso Wacanakan Wisata Khusus

Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso berencana akan menjadikan Gunung Piramid destinasi wisata khusus

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Istimewa Anggota APGI Chuk Widharsa
GUNUNG SAENG - Gunung Piramid dan Gunung Saeng terlihat dari Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Bondowoso pada Jumat (2/5/2025). Pemkab Bondowoso berencana menjadikan Gunung Piramid destinasi wisata minat khusus. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso berencana akan menjadikan Gunung Piramid sebagai destinas wisata minat khusus.

Hal itu untuk mengantisipasi adanya pendaki ilegal yang selama ini sering ditemukan.

Seperti diketahui, Gunung Piramid di Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tak pernah dibuka untuk pendakian, namun beberapa tahun lalu banyak didatangi pendaki ilegal.

Hingga terjadi dua kali pendaki jatuh, dan meninggal di pegunungan yang dikenal dengan punggung naga.

Menurut Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso, Yuni Dwi Sri Handayani, pihaknya akan menggandeng Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) bekerjasama dengan Pokdarwis dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

"Daripada itu dilarang tapi banyak pendakian ilegal, " katanya dikonfirmasi pada Selasa (1/7/2025).

Tak hanya itu, Disparbudpora juga sudah berkoordinasi dengan Perhutani dan Kecamatan Curahdami sebagai pemangku wilayah, kelurahan serta Pokdarwis setempat. Pasalnya, wisata pendakian tidak semua orang dapat mendaki di Gunung Piramid, Gunung Saeng dan Gulgulan.

"Kalau PKS (Perjanjian Kerja Sama) itu kan harus ada lembaga, nggak tahu apakah nanti koperasi, karang taruna. Tapi yang di depan itu APGI, " lanjutnya.

Baca juga: Seleksi Sekda Kota Surabaya Dibuka, ASN di Jatim Boleh Daftar Asal Penuhi Syarat

Selama ini, lanjutnya, ditemukan aktivitas pendakian ilegal di tiga perbukitan tersebut. Namun jika wisata ekstrem ini dikelola secara profesional, maka ia yakin dapat menekan angka kecelakaan.

"Kami sudah ketemu sama APGI, Perhutani, supaya ada PKS, supaya ada kejelasan siapa pengelola, sistem pendakiannya dengan SOP yang jelas, " ungkap Yuni.

Lebih jauh ia menerangkan, para petugas maupun pengelola wisata di Bondowoso rata-rata merupakan pemandu gunung. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam, pihak desa, Bumdes menggandeng aparat dan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Mitigasi bencana itu anak-anak sudah paham betul. Mereka harus berbuat apa, bagaimana jadi kita mengantisipasi hal itu," lanjutnya.

Petugas pun kini memanfaatkan media sosial untuk memberikan informasi kepada wisatawan jika kondisi alam tidak bersahabat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kami dari Dispar itu mengundang Basarnas untuk kepemanduan," pungkasnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved