Pembunuhan Lansia di Pasuruan
Sakit Hati Dituduh Kecanduan Judi Online Penyebab Ponakan Bunuh Lansia di Pasuruan
Sakit hati dituduh nganggur dan kecanduan judi online jadi penyebab keponakan membunuh sang bibi di Kabupaten Pasuruan
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - "Ya Allah, tolong-tolong," teriakan terakhir Hj Mirzah (63) yang tewas dibunuh oleh ponakannya sendiri, M Fawaid (27) yang berdalih berkalang dendam karena ucapannya pada masa lampau.
Ibu dua anak itu, ditemukan tewas bersimbah darah terkapar penuh luka bacok pada leher dan perut di ruang garasi rumahnya, Jalan Raya Tempel, Dusun Tempel, Desa/Kecematan Gempol, Pasuruan, pada Senin (14/7/2025) siang.
Kesaksian mengenai ucapan terakhir korban itu dituturkan oleh tersangka M Fawaid kepada penyidik Anggota Unit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim yang menginterogasinya.
Selain itu, Tersangka M Fawaid juga telah diminta memperagakan adegan pembunuhan tersebut selama proses prarekonstruksi yang diperlukan penyidik menyusun berkas berita acara pemeriksaan (BAP).
Menurut Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur, modus tersangka saat menghabisi nyawa korban begitu sadis. Bahkan kesadisannya melebihi kasus mutilasi yang sempat ditangani Januari 2025 silam
Ia tak menampik, kesadisan Tersangka Fawaid melebihi perbuatan Rahmat Tri Hartanto alias Antok tersangka mutilasi mayat kekasihnya Uswatun Khasanah (29) di sebuah hotel Kota Kediri, lalu menyimpan dalam koper untuk dibuang di Kabupaten Ngawi, Minggu (19/1/2025) silam
Tersangka A Fawaid menusuk perut korban sebanyak empat kali, saat korban sedang mengambil perkakas benda yang semula alih-alih diminta oleh tersangka saat pertama kali datang ke rumahnya sekitar pukul 07.30 WIB.
Korban yang mengerang kesakitan akibat luka tusuk pada bagian perut tersebut, lantas mencoba sekuat tenaga yang tersisa berusaha berteriak meminta tolong berharap suaranya terdengar orang-orang yang kebetulan melintasi depan rumah.
Namun, tersangka tak ingin membiarkan korban meminta pertolongan, lantas untuk yang kesekian kali, tersangka langsung menggorok leher korban dengan dua kali sayatan.
"Nah kalau ini, dia sudah sadis. Sudah menusuk 4 kali. Korban tumbang dengan ngorok menyebut; Ya Allah Tolong-Tolong. Langsung disikat (ditusuk) lehernya 2 kali," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Kamis (17/7/2025).
Baca juga: Laptop Chromebook Era Nadiem Masih Dipakai di Sekolah Kediri, Ada yang Rusak
Mengapa, kasus pembunuhan yang dilakukan Tersangka M Fawaid kesadisannya melebihi kasus tersangka Rohmat Tri Hartanto, Jumhur menjelaskan, jikalau Tersangka Rohmat sebenarnya nekat memutilasi korbannya karena merasa kebingungan menghilangkan jenazahnya.
Sehingga, terpaksa dicarikan cara agar tubuh korban dapat muat diwadahi koper tersebut, dengan bagaimana caranya untuk memasukkan mayat, meskipun harus memotong beberapa bagian tubuh korban.
Sedangkan, Tersangka M Fawaid sejak awal sudah berniat menghabisi nyawa korban yang sebenarnya adalah bibinya sendiri. Bahkan, aksi pembunuhan tersebut sudah direncanakan selama dua bulan lamanya.
"Bahkan, menurut saya, dia lebih sadis dari pelaku kasus mutilasi kediri. Karena pelaku kediri, dia mutilasi korban saat korban dimasukkan koper tapi engga muat. Bukan rencananya mutilasi. Tapi lebih kebingungan untuk menghilangkan korban," pungkasnya.
Sementara itu, Panit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi menerangkan, teknik tersangka saat menghunuskan pisau ke tubuh korban hingga tewas.
Tapi sebelum itu, pisau yang digunakan tersangka menghabisi korbannya, juga sudah dipersiapkan tersangka. Yakni sejak tiga hari sebelumnya, pada Jumat (11/7/2025).
Tersangka membelinya di Pasar Gempol, lalu menyimpannya di rumah. Sebelum akhirnya dibawa dengan cara diselipkan pada jaket.
Saat menusuk bagian perut korban untuk yang pertama kali. Tersangka memegang gagang kayu pisau sepanjang sekitar lima inci itu, dengan cara konvensional.
Yakni, genggaman tangan menempatkan ibu jari pada posisi menghadap ke depan mengarah pada lempengan besi tajam pisau.
Namun, saat mulai menusuk dan menggorok leher korban yang terus menerus berteriak meminta pertolongan seraya terkapar di lantai, tersangka mengubah cara menggenggamnya pegangan kayu pada pisau tersebut.
Yakni, dengan membalik penempatan pegangannya. Sehingga, posisi jempol berada mengarah pada pantat pegangan pisau. Atau, laiknya kedua tangan hendak menancapkan pasak tiang bendera pada permukaan tanah.
"Pertama, dia pegang dengan cara jempol ada di depan. Lalu setelah korban tumbang, 2 kali ditusuk dengan cara jempol di atas," ujar Fauzi saat dihubungi TribunJatim.com
Nah, saat diinterogasi, Fauzi mengungkapkan, ternyata cara sadis tersebut sempat dipelajari tersangka dari tontonan film action box office yang kerap ditontonnya dari internet.
"Saya tanya; kan itu bude sendiri kok sebegitunya membunuh. Kamu terobsesi apa. Dia mengaku sering melihat film James Bond. Film action. Dia cenderung seperti tanpa beban," katanya.
Oleh karena itu, Fauzi juga menambahkan, pihaknya tetap akan menjadwalkan agenda pemeriksaan kondisi Psikologi tersangka dalam waktu dekat, seiring dengan bergulirnya proses penyidikan kasus ini.
"Dia ini sebenarnya terampil dan pintar. Cuma dia ini memang temperamen. Pasti itu nanti akan di tes psikologi. Karena tidak wajar. Tusukan terakhir menancapkan pisau yang dua kali dengan pegangan berbeda. Iya (dua kali tusuk dengan cara memegang yang berbeda)," pungkasnya.
Baca juga: Motor dan Mobil Terlibat Kecelakaan di Situbondo, Tiga Orang Terluka
Akibat perbuatannya, Tersangka M Fawaid bakal dikenakan Pasal 340 KUHP Subsider Pasal 338 KUHP Jo Pasal 365 KUHP dengan ancaman pidana mati atau penjara seumur hidup, atau paling lama 20 tahun.
Sebelumnya, Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast, tersangka merasa sakit hati karena ucapan korban, sehingga merencanakan pembunuhan terhadap korban sejak dua bulan lalu.
Bahkan, tersangka sudah sempat mengeksekusi; pembunuhan terhadap korban, sejak dua pekan lalu. Namun, urung dilakukan tersangka, karena di rumah korban masih terdapat anak-anak korban.
Selain sakit hati dengan ucapan korban, tersangka juga terdesak mencari uang dalam jumlah banyak karena terlilit hutang judi online yang acap kali dimainkan tersangka beberapa bulan terakhir.
"Tersangka sakit hati lantaran ucapan korban kepada tersangka, dan ada lagi keinginan tersangka menguasai harta benda korban terutama mobil CRV. Untuk melunasi hutang bermain judi online," ujarnya di Ruang Konferensi Pers Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, pada Selasa (15/7/2025).
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Pembunuhan Pasuruan
pembunuhan
lansia
Pasuruan
Gempol
Jatanras Polda Jatim
Polda Jatim
sakit hati
TribunJatimTimur.com
Pembunuhan Lansia di Pasuruan, Pelaku Pernah Aniaya Mertua Hingga Terluka |
![]() |
---|
Pembunuhan Lansia Pasuruan, Pelaku Nongkrong Bareng Polisi Berlagak Sotoy Beberkan Bukti Palsu |
![]() |
---|
Perampok dan Pembunuh Lansia di Pasuruan Ternyata Keponakan Sendiri |
![]() |
---|
Jatanras Polda Jatim Tangkap Perampok dan Pembunuh Lansia di Pasuruan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.