Berita Bondowoso

Satu SPPG di Bondowoso Hasilkan 50 Kg Sampah per Hari, Dimanfaatkan Berikut

Sampah yang dihasilkan di satu dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Bondowoso mencapai sekitar 50 kilogram per hari

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
LAUNCHING SPPG - Komandan Kodim 0822 Letkol Arh Achmad Yani, bersama Sekda Bondowoso, Fathur Rozi saat melaunching dapur SPPG ke tiga di Desa Tegalpasir, Kecamatan Jambesari Ds, pada Kamis (17/4/2025). SPPG ini menghasilkan 50 kilogram sampah per hari 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Sampah yang dihasilkan di satu dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Bondowoso, Jawa Timur, mencapai sekitar 50 kilogram per hari.

Mila Afriana Agustin, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Dapur Kelurahan Badean, menjelaskan, pihaknya telah bekerjasama dengan bank sampah.

Karena itulah, setiap harinya sampah-sampah organik dibawa oleh pengelola Bank Sampah.

"MBG kami ada pengelolanya. Diambil bank sampah, magot, dan masyarakat sekitar," jelasnya dikonfirmasi, Jumat (18/7/2025).

Sementara untuk sampah anorganik, kata Mila, jika masih bisa dimanfaatkan biasanya akan dijual

"Sisanya baru diangkut penarik sampah," jelasnya.

Baca juga: 2 Juta Kg Beras Dibagikan 102 Ribu Penerima Bantuan Pangan di Bondowoso

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Mahfud pelaku usaha pengelolaan sampah organik Bondowoso, mengatakan, dirinya setiap hari mengelola sampah organik dari satu dapur SPPG

Tepatnya, yang berada di Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso.

Dalam sehari, ia bisa mengangkut 50 kilogram sampah organik. Seperti sisa nasi, sayuran, dan buah-buahan. Selanjutnya, sampah-sampah tersebut dikelolanya menjadi Magot.

"Iya kami kelola jadi Magot," terangnya.

Disinggung tentang 2 dapur SPPG yang lain, kata Mahfud, pihaknya siap mengelola sampah organiknya. Namun, untuk mengambil sampah ke lokasi tampaknya kesulitan karena jaraknya cukup jauh. Yakni di Pakem dan Jambesari DS.

Komandan Kodim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani, menerangkan pengelolan sampah di khusus di SPPG mandiri diserahkan kepada para mitra. Terpenting, sampahnya dikelola sehingga tak mencemari lingkungan.

"Terpenting jangan mencemari lingkungan," ujarnya.

Dia menerangkan, mitra mandiri bisa juga bekerjasama dengan pengelola bank sampah atau mungkin Dinas Lingkungan Hidup. Terpenting, tidak menganggung atau merugikan biaya MBG.

Berbeda dengan SPPG Badean.  Sudarmo Putri, mitra mandiri SPPG di Desa Tegalpasir, Kecamatan Jambesari DS, mengatakan, sampahnya selama ini dibuang ke TPS di Desa Koncer dengan diangkut Pikap.

"Sampahnya langsung dibuang ke tempat sampah Koncer. Sudah dipilah. Itu diangkut sama anak buah saya," pungkasnya.

 

(TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved