Tour de Banyuwangi Ijen 2025

Warga Banyuwangi Dari Pinggir Jalan Hingga ke Layar Kaca Semua Bersorak di TdBI 2025

Meriah, demikian pemandangan yang terlihat dalam perhelatan Tour de Banyuwangi Ijen 2025 ketika paa pembalap melintas

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Humas Pemkab Banyuwangi
RIUH - Warga Banyuwangi menyemangati pembalap Tour de Banyuwangi Ijen. Sepuluh tahun digelar ajang balap tersebut membuat warga antusias. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BANYUWANGI - Kemeriahaan dari banyak sudut terlihat ketika Tour de Banyuwangi Ijen 2025 dihelat, terutama ketika pembalap melintasi kawasan.

Seperti yang terlihat di Warung bakso Lesehan Hijau di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Para pengunjung tak hanya menyantap gurihnya kuah bakso, tapi juga mengikuti serunya Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI).

Mereka menyaksikan keseruan para pembalap dunia beradu cepat di jalanan bumi Blambangan. 

Abdullah, sang pemilik warung, sengaja memutar siaran langsung TdBI dari chanel Youtube Kabupaten Banyuwangi.

Dengan layar sebesar 32 inci, penonton dengan nyaman mengikuti aksi Jeroen Meijers dan lainnya.

“Sampai empat hari kami nobar,” kata Abdullah.

Baca juga: Tol Gending - Paiton Segera Beroperasi, Seksi Besuki Ditarget Fungsional  Libur Nataru 2025

“Sudah jadi kebiasaan. Kalau TdBI digelar, pasti kita nobar di sini. Tahun kemarin kita bahkan pakai speaker, tapi sekarang rusak,” cerita Abdullah, pemilik warung yang juga penggemar tim BRCC, tim sepeda asal Banyuwangi.

Sudah 10 tahun dilaksanakan, masyarakat Banyuwangi punya cara sendiri menikmati gelaran balap sepeda ini.

Ada yang menunggu di pinggir lintasan sejak pagi, ada yang menyimak lewat layar ponsel sambil bekerja, ada pula yang sengaja datang ke lokasi-lokasi rute pembalap demi menyaksikan para pembalap terbaik melaju kencang.

Bagi warga, TdBI bukan lagi sekadar tontonan. Ini sudah jadi bagian dari ritme tahunan, event yang ditunggu-tunggu. Bahkan mereka yang lintasannya tidak dilalui pun tetap menyempatkan diri untuk menyaksikan langsung.

“Saya tinggal di Kecamatan Genteng, jalan rumah saya nggak dilewati balapan. Tapi saya tetap datang ke Sraten, khusus buat nonton. Saya akan ke Ijen, melihat tanjakan langsung,” ujar Ismail, seorang guru SD yang terlihat sangat antusias.

Hal serupa dirasakan Sukirno, warga Desa Jelun, yang ikut bersorak saat konvoi pembalap melintas.

“Ayo Mister! Jangan sampai disalip!” serunya sambil tertawa bersama warga lain.

Di sudut lain, Agus, pedagang buah dari Siliragung, hanya bisa tersenyum meski balapan tak melewati kampungnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved