Berita Bondowoso
Cegah Penularan, 419 Warga Binaan Lapas Bondowoso Jalani Skrining TBC
Sebanyak 419 warga binaan Lapas Bondowoso jalani skrining TBC nasional untuk deteksi dini dan pencegahan penularan di lingkungan padat.
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Sebanyak 419 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas IIB Bondowoso menjalani skrining tuberkulosis (TBC), Selasa (21/10/2025). Skrining ini merupakan bagian dari program nasional deteksi dini TBC serentak di seluruh lembaga pemasyarakatan di Indonesia.
Program skrining ini digelar oleh PT Cito Putra Utama, perusahaan mitra Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Hukum dan HAM dalam upaya pencegahan serta pengendalian TBC. Di Lapas Bondowoso, pelaksanaannya turut didukung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, Puskesmas Kotakulon, serta tenaga medis internal lapas.
Kepala Lapas Kelas IIB Bondowoso, Nunus Ananto, mengatakan awalnya skrining hanya ditujukan untuk 384 warga binaan sesuai alokasi anggaran. Namun, pihak lapas mengajukan permohonan tambahan agar seluruh WBP bisa mengikuti pemeriksaan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Hilang 5 Hari, Nenek Ditemukan Selamat di Jurang Sedalam 10 Meter Bondowoso
“Kita memohon agar semua diskrining, karena kalau ada satu yang tidak ikut, ya percuma,” ujar Nunus.
Menurutnya program ini menjadi penting mengingat kondisi lapas yang overkapasitas dapat meningkatkan risiko penularan penyakit menular seperti TBC. Oleh karena itu, skrining dilakukan sebagai langkah pencegahan dan deteksi dini.
Nunus menambahkan, hasil pemeriksaan dahak akan keluar dalam waktu sekitar tiga hari. Jika ditemukan warga binaan dengan hasil positif TBC, maka akan dilakukan pemetaan kamar berdasarkan tingkat keparahan penyakit. Langkah ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan dan pengobatan.
Baca juga: Masih Belum Ada Kesepakatan Relokasi Lahan Antara Warga dan PTPN di Ijen Bondowoso
Dia juga menyebut sebelumnya sudah ada dua tahanan dengan riwayat TBC yang telah dipisahkan kamar dan alat makannya. Saat ini, keduanya tengah menjalani pengobatan intensif selama sebulan terakhir.
Dokter Lapas Bondowoso, dr. Lionor Q.R, mengatakan setiap warga binaan menjalani skrining gejala TBC terlebih dahulu. Mereka ditanya apakah mengalami batuk lebih dari seminggu, penurunan berat badan tanpa sebab, demam berulang, atau keringat malam tanpa aktivitas.
“Ada atau tidak gejala, semua tetap lanjut rotgen. Karena ini memang penemuan kasus TBC dengan rotgen,” jelas dr. Lionor.
Baca juga: Lapas Bondowoso Panen Sayur dan Produksi Tempe, Ditawari Pasok SPPG
Proses rotgen dilakukan secara real-time online, hasilnya langsung dibaca oleh dokter spesialis radiologi. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan indikasi TBC, warga binaan akan dirujuk untuk pemeriksaan dahak dan dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis paru.
“Jadi prosesnya holistik, melibatkan dokter umum hingga dokter spesialis paru,” tambahnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
| BREAKING NEWS: Hilang 5 Hari, Nenek Ditemukan Selamat di Jurang Sedalam 10 Meter Bondowoso |
|
|---|
| Masih Belum Ada Kesepakatan Relokasi Lahan Antara Warga dan PTPN di Ijen Bondowoso |
|
|---|
| Lapas Bondowoso Panen Sayur dan Produksi Tempe, Ditawari Pasok SPPG |
|
|---|
| Nenek 59 Tahun di Bondowoso Hilang Dua Hari, BPBD dan Warga Lakukan Pencarian |
|
|---|
| Memasuki Musim Hujan, Pemkab Bondowoso Siaga Bencana Hidrometeorologi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.