Mutilasi Mojokerto

Motif Mutilasi Mojokerto, Dendam Sering Dimarahi dan Dikunci di Kamar Kos

Motif pembunuhan dan mutilasi Mojokerto terungkap, dendam dan masalah asmara serta ekonomi jadi pemicu.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Mohammad Romadoni
MENYESAL: Tersangka Alvi saat di Mapolres Mojokerto, Senin (8/9/2025). Tersangka mengakui perbuatannya, membunuh dan memutilasi korban pacarnya gadis asal Lamongan. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Mojokerto - Pembunuhan yang disertai mutilasi yang dilakukan Alvi Maulana (24) terhadap kekasihnya, Tia Angelina Saraswati (25), warga Lamongan, akhirnya terkuak. Tersangka nekat melakukan perbuatan keji itu karena diliputi dendam, emosi, serta persoalan asmara dan ekonomi yang menumpuk.

“Karena emosi saya memuncak. Saya sudah memendam emosi dari lama,” ujar Alvi, saat di Mapolres Mojokerto, Senin (8/9/2025).

Korban tewas ditusuk menggunakan pisau dapur di kamar kos di kawasan Lakarsantri, Surabaya, Minggu (31/8/2025) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. 

Setelah itu tubuh korban dimutilasi di kamar mandi. Tubuh korban dipotong kecil-kecil menjadi ratusan potongan. 

Baca juga: Pelaku Mutilasi Mojokerto Ditangkap, Polisi Amankan Palu hingga Pisau Daging di Kos Surabaya

Tersangka memisahkan daging tulang, dan sebagian besar dibuang di jurang tepi jalan raya Pacet-Cangar, Selasa (2/9/2025) sekitar pukul 05.30 WIB. Bahkan masih ada sisa-sisa potongan tubuh korban di kamar kos itu.

Polisi menemukan puluhan potongan tubuh yang berserakan, sehingga kasus ini terungkap.

Dendam dan Tekanan Emosi

Menurut tersangka, korban temperamental Setelah korban meninggal, tubuhnya dimutilasi secara sadis di kamar mandi kos.

Alvi mengaku tindakan sadisnya itu dipicu rasa sakit hati karena sering dimarahi dan diperlakukan semena-mena oleh korban.

Keduanya menjalin hubungan sejak masih kuliah di Universitas Trunojoyo Madura. Alvi jurusan Matematika, sementara korban menempuh pendidikan studi Manajemen. Berdasarkan pengakuan tersangka mereka menjalani hubungan sekitar 5 tahun.

Menurut pengakuan Alvi, korban kerap bersikap temperamental, bahkan sering mengunci dirinya di dalam kos. Kondisi itulah yang membuat Alvi merasa tertekan hingga akhirnya gelap mata.

Baca juga: Pelaku Mutilasi Mojokerto Ditangkap, Korban Diduga Dimutilasi di Kamar Kos Surabaya

“Pemicunya, saat saya dikunci dari dalam kos selama satu jam,” ungkap Alvi.

Selain itu, tersangka menyebut korban kerap menuntut secara ekonomi untuk memenuhi gaya hidup. Pertengkaran demi pertengkaran yang sering terjadi, membuat hubungan mereka semakin keruh. 

“Banyak masalah, dia temperamental soal hal kecil. Tapi putus susah,” tutur Alvi, pria asal Labuhan Batu, Sumatera Utara itu.

Minta Maaf pada Keluarga Korban

Alvi mengaku menyesali atas perbuatannya itu. Dia meminta maaf pada keluarga korban.

“Saya mohon maaf sebesar-besarnya, saya naik darah emosi kemudian nge-blank. Saya sangat menyesal,” ucapnya.

Baca juga: Mampu Biayai Hingga Kuliah, Orang Tua Korban Mutilasi Mojokerto Hidupi Anak dengan Jualan Sempol

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved