Berita Probolinggo

KISAH Nahkoda KM Artha Mina Sentosa tentang Suasana Kegentingan saat Kapal Bocor dan Mati Mesin

Nahkoda KM Artha Mina Sentosa dari Jawa Tengah menceritakan kisah kebocoran kapal dan mati mesin saat di utaran perairan Banyuwangi

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Danendra Kusuma
Nahkoda KM Artha Mina Sentosa, Tamsil saat bercerita kronologi tenggelamnya kapal, Jumat (12/4/2023) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PROBOLINGGO - Kapal ikan KM Artha Mina Sentosa yang mengangkut 12 awak tenggelam di Perairan Utara Banyuwangi, Kamis (11/5/2023) sekira pukul 07.00 WIB.

Dari 12 orang, lima di antaranya dapat diselamatkan oleh awak KM Bersama Natuna I asal Kota Probolinggo.

Sebelum diselamatkan, lima awak KM Artha Mina Sentosa, termasuk nahkoda sempat terombang-ambing di tengah lautan sekira 6 jam.

Kelimanya pun dievakuasi ke Pelabuhan Perikanan Mayangan, Kota Probolinggo.

Nahkoda KM Artha Mina Sentosa, Tamsi menguak fakta jika kapal yang dikemudikannya tenggelam akibat mengalami kebocoran.

Kebocoran sudah tampak saat kapal itu bersandar di wilayah Pomako, Timika, Papua.

Lubang biang kebocoran berada di buritan kapal.

Dia tak menyebut dengan pasti berapa jumlah lubang dan diameternya.

"Pada Jumat (21/4/2023), kami bertolak dari Pomako menuju pangkalan di Pati, Jawa Tengah. Sebelum berangkat, kami menutup lubang dengan dempul," katanya, ditemui TribunJatim-Timur.com di Pelabuhan Perikanan Mayangan, Jumat (12/5/2023).

Lubang tuntas diperbaiki, KM Artha Mina Sentosa lantas berlayar.

Awalnya, tak ada kendala atau masalah pada kapal tersebut.

Baca juga: Tersisa Dua Siswa Korban Keracunan Teh Kemasan Jalani Rawat Inap

Namun, pada Sabtu (6/5/2023), tepatnya saat kapal melintas di Perairan Lombok Utara, tiba-tiba persoalan serius muncul.

Buritan kapal tersebut kembali berlubang. Air dengan cepat menyusup ke lambung kapal. Kapal berpotensi tenggelam.

Ia bersama para awak berlarian mengambil alat seadanya, antara lain timba.

Lalu, mereka bahu-membahu kuras air dari dalam kapal.

Namun, ayunan timba mereka kalah gesit dengan derasnya air yang mengalir ke kapal.

Air berlanjut menyelinap ke ruang mesin. Hal fatal terjadi.

Seketika, mesin kapal mati alias rusak terendam air laut. Kondisi makin genting.

"Air masuk ke ruang mesin kapal. Seluruh mesin kapal mati. Kami tidak bisa menghubungi siapapun lantaran alat komunikasi juga mati," paparnya.

Di saat itu pula, mungkin karena sangat panik, tujuh awak, memilih untuk lebih dulu menyelamatkan diri.

Ketujuhnya menyelamatkan diri dengan mengenakan pelampung dan kapal rakit yang terbuat dari gabus serta tong penyimpan ikan.

"Saya meminta mereka tetap bertahan di kapal dan berupaya menguras air bersama agar kapal tak tenggelam. Tapi mereka tetap memutuskan menyelamatkan diri," paparnya.

Alhasil, di atas kapal tersisa Tamsil dan empat awak. Empat awak itu bernama, Iwan Gunawan, Edi Hartono, Nano, dan Yuliana. Yuliana adalah ABK wanita di kapal itu.

Tamsil pun mengomandoi empat awak untuk terus menguras air di dalam kapal.

Dengan kekompakkan mereka, debit air dalam kapal menyusut. Lubang perlahan kembali ditutup dempul.

Rasa khawatir mereka belum hilang karena mesin kapal mati.

Saat malam lautan menjadi gelap gulita. Kapal melaju hanya mengandalkan goyangan ombak laut dan tiupan angin seharian.

Mereka kemudian mencoba memperbaiki mesin kapal. Keesokan harinya mesin kapal berfungsi. Mereka melanjutkan perjalanan.

"Setibanya di Perairan Utara Banyuwangi, Kamis (11/5/2023), buritan kapal kembali bocor. Kali ini kapal tak lagi sanggup menahan derasnya air yang masuk. Buritan kapal akhirnya tenggelam pukul 07.00 WIB. Kapal tak tenggelam sepenuhnya hanya bagian buritan kapal," jelasnya.

Baca juga: Cerita Pasutri Jember Panik Tak Mampu Bayar Biaya Persalinan Rumah Sakit di Bali

Kelima awak memutuskan untuk menyelamatkan diri mengenakan pelampung dan kapal rakit dari busa ditambah tong penyimpan ikan.

Mereka selama 6 jam terombang-ambing di lautan.

Sekira pukul 13.00 WIB, kapal ikan KM Bersama Natuna I melintas dan menyelamatkan mereka.

"Kami dievakuasi ke Pelabuhan Perikanan, Mayangan, Kota Probolinggo. Tidak hasil tangkapan ikan dalam kapal. Kami menyelamatkan dokumen dan sejumlah barang dengan memasukkan ke dalam tong," pungkasnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Danendra Kusuma/TribunJatimTimur.com)

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved